REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Tata Kota Ir Nirwono Joga menyarankan revitalisasi permukiman padat penduduk di Jakarta. Revitalisai diyakini dapat meningkatkan pembangunan ruang terbuka hijau yang akan dapat membantu mengendalikan pencemaran udara.
"Dengan revitalisasi kampung padat penduduk, sisa lahan yang ada dapat dioptimalkan menjadi ruang terbuka hijau," katanya usai mengisi Rapat Kerja Teknis Adipura Tahun 2019 di Jakarta, Selasa (23/7).
Ia mengatakan keterbatasan lahan di pusat Jakarta kemungkinan menyulitkan upaya untuk menambah ruang terbuka hijau di pusat kota. Karena itu, ia menyarankan agar pemerintah daerah merevitalisasi atau meremajakan perkampungan yang padat penduduk dengan membangun rumah susun atau kampung susun.
Dengan demikian, kapasitas rumah tapak menjadi lebih maksimal di rumah vertikal atau hunian vertikal. Sisa lahannya, kata dia, dapat dioptimalkan menjadi ruang terbuka hijau, tempat evakuasi bencana atau gempa.
"Intinya perlu ada tata ulang kawasan-kawasan kota terutama yang padat penduduk," katanya.
Dalam kesempatan tersebut pengamat tata kota dari Universitas Trisakti itu menilai bahwa pembangunan di Jakarta tidak optimal atau boros lahan. Pembangunan hunian di Jakarta, menurut dia, lebih banyak pembangunan rumah tapak yang menghabiskan banyak lahan.
Karena itu, seharusnya sejak awal telah ada perencanaan matang untuk membangun hunian vertikal sehingga lahan yang tersisa dapat didistribusikan untuk membangun paru-paru kota.