REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar masih yakin Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati tetap memegang komitmen menjaga soliditas partai-partai dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Hal ini setelah mencuat kabar agenda pertemuan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada Rabu (24/7).
"Golkar tidak khawatir. Kami masih yakin KIK masih solid. Pak Jokowi dan Ibu Mega tetap berkomitmen menjaga kesolidan KIK," kata Ace kepada wartawan, Selasa (23/7).
Menurut Ace PDIP merupakan partai besar yang memegang asas dan norma politik yang kuat. Ia yakin Jokowi dan Megawati memiliki komitmen yang sama sejak awal terhadap partai-partai KIK. Keduanya tidak akan mengkhianati kawan kawan separtai koalisi.
Kalaupun ada kebijakan baru soal koalisi oleh Jokowi dan Megawati selaku ketua umum PDIP, ia yakin akan dibicarakan terlebih dahulu di antara sesama pimpinan partai di KIK. "Kalau Gerindra mau masuk, pasti akan dibicarakan dulu dong di koalisi. Karena disitu diuji soliditas KIK," tegasnya.
Selain itu, Ace menegaskan, Golkar memegang asas proporsionalitas dalam koalisi, yang juga disepakati PDIP, yakni soal partai pemenang pemilu. PDIP sebagai partai pemenang pemilu dengan perolehan suara terbanyak, mendapatkan persetujuan bersama oleh partai KIK menduduki posisi ketua DPR.
Logika inilah, kata dia, yang diyakini Golkar, sehingga partai beringin ini dianggap layak menduduki Ketua MPR. "Asas proporsionalitas itu, kalau PDIP sebagai pemenang pertama dapat kursi ketua DPR. Seharusnya Golkar sebagai partai pemenang kedua mendapatkan kursi MPR," ujarnya.
Karena itu, ia menegaskan, komitmen bersama dalam KIK itu harus dijaga. Bila ada keputusan yang menyangkut partai-partai KIK, seperti masuknya Gerindra atau partai di luar KIK, Golkar tentu berharap bisa dibicarakan terlebih dahulu bersama pimpinan partai lain di KIK, demi menjaga soliditas koalisi.