REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), ingin meningkatkan bidang pertanian di daerah seiring perkembangan zaman. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa, mengatakan hal ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penduduk serta banyaknya lahan yang digunakan nonpertanian.
"Makanya langkah ke depan yang dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan produktivitas lahan pertanian," ujar Iwa kepada wartawan, Rabu (24/7).
Menurut Iwa, untuk meningkatkan produktivitas tersebut langkah pertama yang dilakukan adalah ketersediaan air sepanjang waktu. Saat ini, pemerintah pusat dan provinsi Jawa Barat tengah dalam proses membangun enam waduk. Nantinya, diharapkan indeks panen yang biasanya dua kali dalam setahun, menjadi tiga kali dalam setahun.
"Walaupun ada penurunan luas lahan padi ataupun hortikultura tetapi produktivitas per hektar ton meningkat. Yang sebelumnya lima ton per hektare, sekarang mendekati 6,5 ton pada musim panen," kata Iwa.
Kedua, menurut Iwa, adalah penggunaan air yang cukup dan juga pupuk yang tepat. Ketiga adalah pemeliharaan, lalu keempat melakukan peningkatan pengetahuan petani soal bercocok tanam yang tepat. Langkah kelima juga terakhir merujuk penurunan jumlah petani, maka petani yang ada saat ini harus dipertahankan dan dibekali dengan wawasan kewirausahaan.
"Petani pun harus diupayakan mempunyai pengetahuan entrepreneur atau wirausaha baru," katanya.
Berdasarkan data, wirausaha baru yang telah dilatih oleh Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat sejak 2015-2018 mencapai sekira 3.200 petani atau pelaku usaha.
"Dan pelatihan wirausaha ini bukan pelatihan dari yang baru, tapi pelatihan yang sudah melakukan pelatihan lalu kami latih lagi sekaligus evaluasi, sejauh mana pelatihan tersebut bisa berdampak pada tingkat usaha," kata Iwa.
Berdasarkan hasil evaluasi, kata dia, dari 90 orang itu ternyata yang tadinya hanya dikerjakan sendiri, dipasarkan sendiri dan lain sebagainya sekarang sudah mempunyai tenaga kerja. "Serta sudah ada peningkatan dari sisi kemasan dan sisi penjualan," katanya.
Iwa mengatakan Provinsi Jawa Barat juga, berupaya meningkatkan pasar, khususnya lewat digitalisasi marketing bekerja sama dengan marketplace dan pihak terkait seperti Blibli.com dan Bukalapak. Begitu juga, dengan dukungan kebijakan dari Pemprov Jawa Barat, pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat sebesar 5,64 persen menjadi yang tertinggi di Indonesia. Sedangkan inflasi dapat dijaga dalam kondisi wajar yakni sebesar tiga persen.
Data menunjukkan terjadi penurunan angka kemiskinan pada 2017-2018 dari 8,7 persen menjadi 7,3 persen atau terjadi penurunan hampir 0,8 persen.
"Sehingga berdasarkan data dan fakta tersebut maka kami semakin mantap untuk meningkatkan (pengetahuan) petani. Bukan hanya pengetahuan pertanian, bukan hanya bahan baku yang dijual, tapi juga belajar (menjual) bahan jadi yang siap dimakan oleh masyarakat berikut juga memasarkannya," papar Iwa.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Hendi Jatnika, jumlah peserta yang mengikuti pelatihan wirahsaha selama lima hari adalah 90 orang.
Peserta berasal dari Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, hingga Kabupaten Bogor.
"Sasaran dari pelatihan ini, peserta akan mempunyai jaringan yang luas, agar lebih menarik dari segi packaging, perbaikan kualitas dari produk pangan (baik yang sudah diolah atau belum)," kata Hendi.