Ahad 28 Jul 2019 04:04 WIB

Ummu Syarik Teguh Dakwahkan Ajaran Islam

Meski disiksa sedemikian rupa, keimanan Ummu Syarik tak luntur.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Oase (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Oase (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyebarkan agama Allah nyaris selalu tak mudah jalannya. Meski begitu, Ummu Syarik tetap berkomitmen membantu dakwah Rasulullah SAW. Muslimah bernama asli Ghaziyah binti Jabir bin Hakim tersebut mulai mengenal Islam sejak Nabi Muhammad menyampaikan risalah Islam di Makkah.

Sejak saat itu, cahaya iman telah tertancap kuat di sanubarinya. Tak ingin beriman sendiri, Ummu Syarik kemudian mengabdikan hidupnya untuk mendakwahkan Islam ke semua orang, terutama di kalangan wa nita-wanita Quraisy. Kiprah dakwah wanita Quraisy dari Bani Amir bin Lu'ai ini tak perlu diragukan lagi. Pasalnya, demi menyebarkan Islam, Ummu Syarik rela mengorbankan nyawa.

Ummu Syarik memulai dakwahnya dengan mengajak para wanita Quraisy secara sembunyi-sembunyi. Ia terus mendorong seluruh wanita Quraisy agar masuk Islam. Tak berjalan mulus, sang mujahidah kerap mendapat ancaman siksaan hingga intimidasi terhadap keselamatan jiwa dan harta. Meski begitu, Ummu Syarik tak gentar. Dia tetap bertahan di medan dakwah.

Suatu hari Allah menguji keimanannya dengan berbagai fitnah. Kala itu, dakwah Ummu Syarik mulai diketahui penduduk Makkah. Hal itu membuatnya ditangkap oleh kafir Quraisy. "Kalaulah bukan karena kaummu, kami akan berbuat sesuka hati kepadamu. Hanya, kami akan menyerahkan kamu kepada mereka," ujar para kafir Quraisy.

Dalam sebuah riwayat, Ummu Syarik menceritakan kronologi penangkapannya, "Maka datanglah keluarga Abu Al Akr, yakni keluarga suamiku, kepadaku. Kemudian berkata, 'Jangan-jangan engkau sudah masuk kepada agamanya (Muhammad)? Aku pun menjawab, demi Allah aku telah masuk agama Muhammad."

"Mereka lalu berkata 'Demi Allah, kami akan menyiksamu dengan siksaan berat.' Lalu mereka membawaku dari rumah kami, kami berada di Dzul Khalashah (terletak di San'a). Mereka ingin membawaku ke sebuah tempat dengan mengendarai seekor unta lemah, yakni kendaraan paling jelek dan kasar. Mereka memberiku makan dan madu, tapi tak memberikanku setetes air pun. Hingga manakala di tengah hari dan matahari terasa panas, mereka menurunkanku dan memukuliku."

"Kemudian mereka meninggalkanku di tengah teriknya matahari sampai hampir hilang akalku, pendengaranku, dan penglihatanku. Mereka melakukannya selama tiga hari. Pada hari ketiga, mereka berkata kepadaku 'Tinggalkan agama yang sudah kau pegang! Aku sudah tidak lagi dapat mendengar perkataan mereka, kecuali satu kata demi satu kata dan aku hanya memberikan isyarat dengan telunjuk ke langit sebagai isyarat tauhid."

Walau disiksa sedemikian rupa, keimanan Ummu Syarik tak luntur sedikit pun. Menurut dia, iman bukan sekadar kalimat yang diucapkan lewat lisan sebab pada hakikatnya iman memiliki konsekuensi amanah yang me ngandung kesabaran.

Ummu Syarik melanjutkan, ketika berada dalam penyiksaan tersebut, tiba-tiba ada ember berisi air dingin di atas dadanya. Tanpa ragu, ia langsung mengambil sekaligus meminum air itu dengan sekali teguk.

"Kemudian ember tersebut terangkat dan aku melihat ternyata ember itu menggantung antara langit dan bumi dan aku tidak mampu mengambilnya. Lalu ember tersebut menjulur kepadaku untuk kedua kalinya, maka aku minum darinya kemudian terangkat lagi. Aku melihat ember tersebut berada di antara langit dan bumi, kemudian ember menjulur kepadaku untuk ketiga kalinya. Maka aku minum darinya hingga kenyang dan aku guyurkan ke kepala, wajah, serta bajuku," ujar Ummu Syarik.

Melihat kejadian itu, para kafir Quraisy heran, darimana asal ember berisi air tersebut. Mereka lalu menengok ember mereka dan terlihat masih tertutup rapat alias belum terbuka sama sekali.

Keajaiban tersebut kemudian mengantarkan orang-orang Quraisy itu masuk Islam dan berhijrah bersama Rasulullah. "Kami bersaksi bahwa Rabbmu adalah Rabb kami dan kami bersaksi bah wa yang telah memberikan rezeki kepadamu di tempat ini setelah kami menyiksamu adalah Dia yang mensyariatkan Islam."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement