Senin 29 Jul 2019 19:45 WIB

Kompensasi Tumpahan Minyak, Pertamina Koordinasi dengan KLHK

Pertamina akan memberikan kompensasi terhadap warga atau nelayan yang terdampak.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Warga mengumpulkan tumpahan minyak (Oil Spill) yang tercecer di Pesisir Pantai Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/7/2019).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Warga mengumpulkan tumpahan minyak (Oil Spill) yang tercecer di Pesisir Pantai Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan PT Pertamina (Persero) akan bertanggung jawab penuh terkait peristiwa kebocoran gas disertai tumpahan tumpahan minyak di sekitar anjungan lepas pantai YY PHE ONWJ di sekitar anjungan YY di wilayah Karawang, Jawa Barat.

Dwi menyampaikan Pertamina tentu memikirkan dampak insiden kebocoran gas dan tumpahan minyak terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Kata Dwi, Pertamina akan memberikan kompensasi terhadap warga atau nelayan yang terdampak. Meski begitu, Dwi belum mengetahui besaran kompensasi maupun prosesnya.

Baca Juga

"(Kompensasi) itu pasti, nanti akan ada koordinasi dengan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)," ujar Dwi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (29/7).

Hal senada disampaikan Wakil Kepala SKK Migas Sukandar. Sukandar mengaku tidak mengetahui proses dan besaran kompensasi. Dia menyerahkan hal tersebut kepada Pertamina. Menurutnya yang terpenting saat ini ialah SKK Migas terus mendorong Pertamina melakukan penanganan maksimal guna menanggulangi dampak bagi lingkungan dan masyarakat sekitar

"Pekerjaan SKK mewakili pemerintah untuk mengelola ini, kita ada tim dari SKK untuk mendorong Pertamina agar lebih cepat, dan mengetahui hambatannya seperti apa," kata Sukandar.

Republika.co.id telah menghubungi VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dan Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu, pada Senin (29/7), namun belum mendapat jawaban.

Sebelumnya, saat jumpa pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (25/7),  Fajriyah mengatakan Pertamina sudah berkomunikasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah dan para nelayan yang terdampak insiden kebocoran gas dan tumpahan minyak di lepas Pantai YYA-1 pada salah satu area Offshore North West Java (ONWJ) Pertamina Hulu Energi (PHE) di Karawang, Jawa Barat.

Fajriyah menyampaikan, Pertamina sudah mendirikan beberapa pos sebagai saluran pengaduan bagi para nelayan terdampak. "Kalau memang ada kerugian dari masyarakat sekitar yang terdampak, nanti pengaduan itu bisa ditampung oleh kelompok masyarakat, nanti penggantian pasti akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan," ujar Fajriyah.

Meski begitu, Fajriyah enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai formula kompensasi atas kerugian yang diderita para masyarakat sekitar lantaran Pertamina sedang fokus pada upaya penanganan dampak tumpahan minyak agar tidak semakin meluas. "Untuk formulanya belum bisa kami sampaikan karena pasti ada hitungan ke ekonomisan dan lain-lain," kata Fajriyah.

Selain itu, lanjut Fajriyah, Pertamina juga melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan pembersihan pantai. Pertamina juga mengajak para nelayan yang terhenti aktivitasnya ikut dalam kegiatan pembersihan

"Kalau aktivitas nelayan terhenti karenanya kami mengerahkan mereka juga untuk membersihkan itu karena cukup membantu mata pencaharian mereka kan. (Dengan) membersihkan itu kan kami memberikan kompensasi ya untuk hal tersebut," ucap Fajriyah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement