Selasa 30 Jul 2019 08:30 WIB

Sowan ke Jokowi, Ini Sosok Bos Softbank Masayoshi Son

Bos Softbank Masayoshi Son datang ke Istana menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Rep: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)/ Red: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)
Sowan ke Jokowi, Ini Sosok Bos Softbank Masayoshi Son. (FOTO: ybox)
Sowan ke Jokowi, Ini Sosok Bos Softbank Masayoshi Son. (FOTO: ybox)

Bos Softbank Masayoshi Son, Bos Grab Indonesia Rizki Kramadibatra, pendiri Tokopedia William Tanuwijaya datang ke Istana menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (29/7/2019).

Pertemuan tersebut membahas niat Softbank, perusahaan yang dipimpin Son itu untuk berinvestasi di Indonesia. Ia mengaku tertarik menggelontorkan dana di sektor mobil listrik dan ekosistem pendukungnya serta artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Masayoshi Son merupakan salah satu orang terkaya di Jepang yang tercatat memiliki harta US$25,1 miliar atau sekitar Rp351 triliun.

Baca Juga: SoftBank Punya Lengan Investasi Baru, Sudah Siapkan Triliunan

Jumlah hartanya yang fantastis itu tak serta-merta ia dapat dengan mudah. Son merupakan pria kelahiran Jepang keturunan Korea. Hidupnya penuh perjuangan karena ia terlahir dari keluarga yang miskin.

Son merupakan pria yang pantang menyerah. Saat ia berusia 16 tahun, ketertarikannya pada dunia bisnis telah terlihat. Saat itu, ia berambisi ingin bertemu dengan Den Fujita, salah satu pengusaha Jepang yang merupakan pendiri McDonald's Jepang.

Ia begitu mengidolakan Fujita. Sampai-sampai Son nekat memesan tiket ke Tokyo dan langsung menemui Fujita di kantornya.

Singkat cerita, Son kemudian terbang ke Amerika Serikat (AS) dan menunjukkan ambisi wirausahanya. Dia mengimpor konsol game Pac Man dan Space Invaders ke AS dari Jepang, kemudian menyewakannya ke bar dan restoran lokal dengan basis keuntungan bagi hasil.

Baca Juga: Gaji Pimpinan Sampai Ratusan Miliar, SoftBank Perusahaan Paling Dermawan di Jepang

Warga Jepang keturunan Korea Selatan ini mengawali gebrakannya dengan membuat aplikasi penerjemah multibahasa dengan dibantu para profesornya di kampus. Produk perdananya ini dibeli Sharp Corporation dengan total nilai US$1 juta. Ketika transaksi itu diteken, umur Son bahkan belum genap 20 tahun.

Pada tahun 1981, ia pun kembali ke Jepang dan mendirikan Softbank dengan hanya dua orang pekerja yang bekerja paruh waktu di sebuah kantor kecil. Saat itu, Softbank merupakan distributor perangkat lunak pada saat itu, menjual perangkat lunak paket kepada klien Jepang.

Dalam setahun, Softbank sudah melakukan diversifikasi. Softbank memasuki bisnis penerbitan, meluncurkan dua majalah bulanan tentang personal computer (PC) dan perangkat lunak.

Nama Softbank mulai dikenal ketika berinvestasi di Yahoo dan menjadi pemegang saham utama di Yahoo, serta mendirikan Yahoo Jepang. Son menginvestasikan dananya sebanyak US$374 juta di Yahoo antara 1995 dan 1998, dan pada puncaknya, investasinya telah menghasilkan keuntungan 50 kali lipat.

Baca Juga: Gils! CEO SoftBank Kalahkan Kekayaan Warren Buffett

Dari keberhasilan investasi di Yahoo itu, Son akhirnya berinvestasi lagi di beberapa perusahaan teknologi pada akhir tahun 90-an. Kekayaannya pun meroket.

Namun, masalah datang ketika munculnya dot-com buble di tahun 2000. Namun, Son tak putus asa. Ia terus berusaha mengembalikan keberhasilan bisnisnya.

Kepandaiannya membaca peluang kembali terbukti dalam langkah yang ia pilih, yakni menginvestasikan dana sebesar US$30 juta untuk Alibaba saat baru setahun berdiri. Ia yakin bahwa Alibaba akan menjadi perusahaan besar.

Baca Juga: Bos Uniqlo Lompati Kekayaan CEO Softbank

Keyakinan itu ternyata membuahkan hasil. Alibaba benar menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia, dan saham Softbank kini telah berkembang menjadi US$130 miliar, dengan laba yang sudah beratus kali lipat dari investasi awalnya.

Berbekal imbal balik Alibaba, Softbank kini melipatgandakan upayanya dalam berinvestasi di startup di seluruh dunia, termasuk Grab dan Tokopedia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement