REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid (HNW) tak mempersoalkan terkait rencana pertemuan antara Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pertemuan tersebut menurutnya wajar dilakukan sebagai sesama orang Jawa dan Muslim.
"Nggak apa-apa monggo saja, siapa pun boleh bertemu siapa pun, apalagi Indonesia kan negara gotong royong, guyub, rukun, silaturahmi," ujar HNW di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/7).
Kendati demikian, ia menilai, pertemuan keduanya kali ini bukanlah pertemuan biasa, melainkan pertemuan antarnegarawan. Ia berpandangan, mestinya pertemuan tersebut memberikan sikap politik yang betul-betul membawa manfaat bagi bangsa bagi negara.
"Bukan sekadar untuk kepentingan kelompok, kepentingan golongan, kepentingan jangka pendek, bukan sekadar untuk re-kursi-sasi," kata wakil ketua MPR itu.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan mengatakan, SBY akan kembali aktif di dunia politik setelah berduka atas meninggalnya sang istri, Ani Yudhoyono. Kembalinya SBY akan ditandai dengan lawatan ke tokoh-tokoh politik, salah satunya adalah Jokowi.
Syarief mengindikasikan, pertemuan direncanakan terealisasi pada awal Agustus 2019. Pasalnya, komunikasi antar rtai politik menjelang penyusunan kabinet hingga formasi pimpinan parlemen juga semakin dekat. Sehingga, Demokrat perlu berkomunikasi langsung dengan petinggi-petinggi partai politik.
"Pak SBY akan berkomunikasi dengan pimpinan-pimpinan parpol dan tentu ini waktunya semakin dekat tinggal dua bulan, jadi komunikasi antar pimpinan partai saya pikir akan jadi prioritas juga," tutur Syarief beberapa waktu lalu.