REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Cabai merah dan daging satainmenjadi dua komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Kota Padang pada Juli 2019 berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik Sumatera Barat. "Pada Juli 2019 Padang mengalami inflasi 0,89 persen, cabai merah memberikan andil 0,68 persen dan satai 0,09 persen," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Kamis (1/8).
Menurut dia selain cabai merah dan satai, beberapa komoditas lain penyumbang inflasi yaitu biaya SMP, emas perhiasan, jengkol, cabai rawit, tarif gunting rambut, pulsa ponsel, daging ayam ras dan tongkol. Sebaliknya sejumlah komoditas strategis mengalami penurunan pada Juli 2019 yaitu angkutan udara, bawang merah, kemeja pendek katun, kentang, beras, tomat, bawang putih, gula pasir, baju anak stelan, ikan asin dan komoditas lainnya.
Ia memaparkan dari 23 kota di Sumatera 21 kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,88 persen dan terendah di Padang Sidempuan 0,06 persen. Sementara Padang menduduki urutan ke-5 dari semua kota yang mengalami inflasi di Sumatera dan urutan 20 secara nasional.
Sebelumnya harga sejumlah komoditas cabai merah di Pasar Raya Padang mencapai Rp 62 ribu per kilogram. "Dalam kondisi normal harga cabai di Pasar Raya Padang berkisar Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram," kata salah seorang pedagang cabai di Pasar Raya Padang Titi.
Sebelumnya Wali Kota Padang Mahyeldi mengimbau Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah itu agar memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam cabai. "Untuk ASN di Kota Padang diimbau untuk menanam cabai di pekarangan rumah," katanya.
Ia mengatakan di setiap rumah diharapkan menanam cabai minimal sepuluh batang polybag agar dapat mencukupi kebutuhan dalam mengantisipasi melonjaknya harga cabai di pasaran. "Dalam waktu dekat mungkin belum akan terlihat hasilnya, akan tetapi hal tersebut dapat menunjukkan hasil beberapa bulan ke depan," ujarnya.