REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Guguran awan panas keluar dari dalam Gunung Merapi pada Ahad (4/8) pagi pukul 08.41 WIB. Jarak luncurnya mencapai 900 meter, dengan amplitudo maksimal 35 milimeter dan durasi 90 detik. Awan panas ini mengarah ke Kali Gendol.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Ngepos, Heru Suparwaka melaporkan, pada periode pengamatan 00.00-06.00 WIB hari ini, secara meteorologi cuaca cenderung berawan dan mendung.
Selain itu, angin bertiup lemah ke arah barat laut. Suhu udara 11,8-17,4 derajat celcius, dengan kelembaban udara 52-98 persen dan tekanan udara 569,7-710,8 milimeter merkuri.
"Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 20 meter di atas puncak kawah," kata Heru, Ahad (4/8) pagi.
Heru melaporkan, terjadi pula empat gempa guguran dengan amplitudo 3-9 milimeter dan durasi 34,4-46 detik. Ada pula dua gempa tektonik jauh dengan amplitudo tiga milimeter dan durasi 90-91,7 detik.
Untuk itu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan status level dua kepada Gunung Merapi. Status waspada itu sudah bertahan sejak 21 Mei 2018.
BPPTKG masih merekomendasikan area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia. Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius tiga kilometer.
"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi," ujar Heru.