Selasa 06 Aug 2019 06:18 WIB

Penggunaan Lilin saat Listrik Padam Jadi Penyebab Kebakaran

Sejumlah kebakaran menelan korban jiwa.

Rep: Ita Nina Winarsih, Flori Sidebang/ Red: Muhammad Subarkah
Suasana Stasiun Gambir yang terdampak padamnya aliran listrik PLN, Ahad (4/8) sore.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Suasana Stasiun Gambir yang terdampak padamnya aliran listrik PLN, Ahad (4/8) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Padam listrik total yang terjadi di Jabodetabek dan Jawa Barat sejak Ahad (4/8) siang memicu terjadinya sejumlah kebakaran akibat penggunaan lilin untuk penerangan. Kebakaran-kebakaran itu juga menelan korban jiwa.

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta, melansir, selama listrik padam, sepanjang Ahad (4/8) sampai Senin pagi (5/8), di wilayah itu terjadi lima kali kebakaran. Dari jumlah itu, setidaknya tiga kebakaran diketahui akibat penggunaan lilin untuk mengganti penerangan saat lampu tak menyala.

"Tiga kasus kebakaran, akibat menyalakan lilin ini terjadi di Kecamatan Plered, di Kampung Sukamulya, Kelurahan Cisereuh, dan Sadangsari," ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono, kepada Republika, Senin (5/8).

Pria yang akrab disapa Wibi itu menuturkan, kebakaran-kebakaran itu menyebabkan satu warga meninggal dunia. Warga tersebut, yakni Otih (65 tahun) warga Kampung Sukamulya, Kelurahan Cisereuh, Kecamatan Purwakarta.

Kronologisnya, kata Wibi, saat listrik padam keluarga korban menyalakan lilin sebagai pengganti penerangan. Lilin tersebut, disimpan didekat tempat tidur korban yang menderita stroke.

Nahasnya, lilin tersebut terjatuh dan menimpa seprei tempat tidur korban. Akibatnya, api cepat membesar dan menghanguskan sprei serta kasur. Otih tak bisa beranjak dari tempat tidur karena penyakitnya hingga api menghanguskan seluruh kamar berukuran 2 kali 2,5 meter tersebut.

Kebakaran juga terjadi di permukiman penduduk di Jalan Menteng Atas Selatan III, Setiabudi, Jakarta Selatan, Ahad (4/8) malam. Insiden tersebut mengakibatkan satu orang warga setempat meninggal dan satu orang lainnya terluka.

Kepala Seksi Operasi Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan, Sugeng mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan identitas korban yang meninggal dalam insiden kebakaran tersebut. Sedangkan satu orang yang mengalami luka adalah anggota PPSU.

“Meninggal dunia satu nama belum diketahui. Yang mengalami luka-luka bernama M Iqbal Anggota PPSU mengalami patah kaki,” kata Sugeng dalam keterangannya, Senin (5/8). Ia menyebut, dugaan kebakaran itu terjadi akibat lilin yang menyala.

Sebanyak 50 rumah kontrakan pun habis dilalap si jago merah. Dalam peristiwa itu setidaknya ada 14 unit pemadam kebakaran yang diterjunkan ke lokasi. Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 22.45 WIB.

Sugeng menambahkan, 90 kepala keluarga (KK) atau sekitar 350 jiwa terpaksa mengungsi. Mereka ditempatkan di RPTRA Kebon Sawo, Menteng Atas, Jakarta Selatan.

Sementara itu, Sugeng belum mengetahui total kerugian atas peristiwa kebakaran tersebut. Saat ini, kata dia, petugas masih melakukan pendataan. “Masih dalam konfirmasi dan pendataan,” ujar Sugeng.

Kebakaran juga melanda sebuah ruko di Jalan K, Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (5/8) dinihari. "Dugaan sementara itu korsleting listrik. Habis mati listrik, nyala enggak lama kan tuh. Ada kabel lampu lepas lanjut kena ke barang-barang dagangan persembahyangan umat Buddha,\" kata Kanit Reskrim Penjaringan, Kompol Mustakim kepada Republika, Senin.

Ia juga menjelaskan, saat api menyala sekitar pukul 00.35 WIB, penghuni ruko tersebut sedang berada di lantai dua. Ada pun penghuni tersebut terdiri dari satu keluarga atas nama Tony (45 tahun) Jeny Ruslan (44), Erica Wisely (17), dan Kent Wisely (8).

Mustakim menjelaskan, saat kejadian, pintu ruko yang berada di lantai satu sempat dibuka oleh Tony. Namun, mendengar teriakan istri dan kedua anaknya yang berada di lantai atas, Tony pun kembali untuk menyelamatkan keluarganya.

"Begitu posisinya di lantai dua mau turun sudah enggak bisa karena api sudah membesar. Karena di bawahnya itu juga banyak kertas-kertas yang dipakai untuk persembahyangan jadi mudah sekali terbakar," papar dia.

Sejauh ini, kepolisian telah memeriksa tiga orang saksi, yakni para tetangga yang menyaksikan kejadian tersebut. Polisi pun akan meminta Puslabfor Polri untuk menyelidiki terkait korsleting listrik tersebut.

Padam listrik pada Ahad (4/8) juga telah memicu kebakaran yang melanda tiga unit rumah warga di Kabupaten Indramayu. Sumber api dari kebakaran di tiga lokasi berbeda itu adalah lilin yang dinyalakan pemilik rumah saat lampu padam.

Komandan Regu 3 Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Indramayu, Sudarsono, menyebutkan, kebakaran pertama melanda rumah seorang warga di Desa Sukasari, Kecamatan Tukdana. Peristiwa kebakaran kedua, terjadi di rumah warga bernama Dirma di Desa Rambatan Wetan, Kecamatan Sindang sekitar pukul 22.00 WIB.

Sedangkan kebakaran yang ketiga, melanda rumah warga bernama Runadi di Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Indramayu, sekitar pukul 22.15 WIB. ‘’Dari pengakuan para korban, kebakaran itu semuanya karena lilin yang dinyalakan saat pemadaman listrik kemarin,’’ ujar Sudarsono, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (5/8).

Dari ketiga lokasi kebakaran itu, peristiwa yang paling parah melanda rumah milik Dirma di Desa Rambatan Wetan. Dua unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan kobaran api. Selang sekitar satu jam, api baru berhasil dijinakkan.

“Kebakaran itu menghanguskan seluruh perabot rumah tangga milik korban. Besaran kerugiannya ditaksir hingga Rp 268 juta,’’ ujar Sudarsono. Sudarsono mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat meyalakan api. Hal itu terutama di musim kemarau yang panas dan kering seperti sekarang.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement