Rabu 07 Aug 2019 00:40 WIB

Khawatir Ekonomi Ambruk, AS Tuduh Cina Manipulasi Nilai Tukar Mata Uang Yuan

Cina sengaja memperlemah mata uangnya atas dolar AS.

Rep: deutsche-welle/ Red:
Khawatir Ekonomi Ambruk, AS Tuduh Cina Manipulasi Nilai Tukar Mata Uang Yuan
Khawatir Ekonomi Ambruk, AS Tuduh Cina Manipulasi Nilai Tukar Mata Uang Yuan

Untuk pertama kalinya sejak 11 tahun, Cina hari Senin (5/8) menetapkan nilai tukar di atas 7 Yuan per satu dolar AS, yang berarti sengaja memperlemah mata uangnya. Nilai tukar Yuan terhadap dolar selama ini memang diatur oleh Bank Sentral Cina.

Melemahnya Yuan, yang juga disebut Renminbi, adalah reaksi Cina terhadap ancaman Presiden AS Donald Trump beberapa hari sebelumnya. Trump mengumumkan akan membuka putaran baru perang dagang dengan menerapkan tarif impor tambahan terhadap produk-produk dari Cina senilai 300 miliar dolar.

Dengan bea impor tambahan itu, berarti barang-barang Cina di AS menjadi lebih mahal sehingga Cina akan menghadapi kesulitan menembus pasar. Dengan langkah itu, Trump bermaksud memaksa Cina melakukan kompromi dan membuka pasar domestiknya.

Namun Cina ternyata membalas dengan memperlemah nilai tukar mata uang Yuan, yang membuat produk Cina menjadi lebih murah di pasar internasional. Langkah mengejutkan Cina segera dikecam oleh Presiden Donald Trump.

Dari perang tarif impor ke perang mata uang?

Pemerintah AS menuduh Cina melakukan "manipulasi nilai tukar" Yuan. Para pejabat keuangan AS mengatakan, pelemahan nilai tukar Yuan akan membuat harga barang-barang dari Cina menjadi lebih murah, dan menyulitkan para pesaing di pasar internasional.

Para pengamat keuangan mengatakan, nilai tukar Yuan yang biasanya ditetapkan tidak melewati angka 7 per satu dolar AS, kemungkinan akan mencapai nilai 7,50 pada minggu ini.

Gubernur Bank Sentral Cina Yi Gang menampik tuduhan AS dan menegaskan, negaranya "tidak akan masuk dalam lomba devaluasi".

Sejak melancarkan perang dagang terhadap Cina, pemerintah AS memang sudah sering menuduh Cina melakukan manipulasi nilai tukar mata uang Yuan. Setelah nilai tukar Yuan kembali melemah awal minggu ini, Departemen Keuangan AS menuduh Cina melanggar komitmen negara-negara G-20 agar tidak melibatkan diri dalam "kompetisi devaluasi".

Perang dagang AS-Cina telah membangkitkan kekhawatiran di seluruh dunia karena akan berdampak fatal dan lagi-lagi melemahkan perekonomian global yang sekarang masih mengalami kelesuan.

hp/ml (rtr, afp, ap)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement