REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSM Makassar tampil sebagai juara Piala Indonesia 2018/2019 setelah mengalahkan Persija Jakarta pada final dua leg. PSM menaklukkan Persija 2-0 di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Selasa (6/8), untuk menang dengan agregat 2-1.
Dua gol Juku Eja berasal dari tandukan. PSM juga terbantu dikartumerahnya gelandang Persija Sandi Sute pada babak pertama.
Jalannya laga
PSM yang berhasrat membalikkan keadaan setelah kalah 0-1 pada leg pertama di Jakarta, 27 Juli lalu, langsung tancap gas sejak kick-off. Belum genap empat menit laga berjalan, PSM langsung memimpin. Aaron Evan menciptakan gol menyambut tendangan sudut Wiljan Pluim. Agregat final berubah menjadi 1-1.
Gol ini memicu semangat PSM untuk kembali membobol gawang Persija. Tekanan demi tekanan hampir menghasilkan gol kedua. Tendangan keras Rizky Pellu masih bisa ditepis kiper Persija Andritany Ardhiyasa pada menit ke-11.
Semenit berselang, Andritany kembali menggagalkan peluang PSM lewat Beny Wahyudi. Ia lepas dari jebakan offside, tapi tak mampu memaksimalkan peluang.
Pertarungan berlangsung ketat. Kedua tim tak segan bermain keras sehingga memancing keluarnya kartu kuning. Malang bagi Persija, pada menit ke-32 harus bermain dengan 10 orang. Sandi Sute mendapat kartu kuning kedua usai melepas tekel keras kepada Wiljan Pluim. Sebelumnya, ia menerima kartu kuning usai melanggar M Rahmat pada menit ke-18.
Kehilangan Sandi Sute membuat Julio Banuelos merespons dengan menarik Bruno Matos dan memasang Maman Abdurrahman. Kehilangan dua gelandang membuat Persija berupaya menyerang lewat sayap melalui Riko Simanjuntak dan Novri Setiawan. Upaya Persija sulit menembus pertahanan PSM. Sebaliknya, tuan rumah juga tak bisa menambah gol hingga injury time tiga menit berakhir.
Wasit Fariq Hitba mengeluarkan enam kartu kuning pada babak pertama. Dua kartu diterima Sandi Sute, sementara sisanya didapat pemain PSM, yakni M Rahmat, Abdulrahman, Asnawi Mangkualam, dan Aaron Evans.
Memasuki babak kedua, PSM kembali langsung memberikan tekanan. Lima menit babak kedua berjalan, PSM berhasil membobol gawang Persija untuk kali kedua. Gol berawal dari tendangan Evans dari sisi kiri ke depan gawang Andritany. Pemain pengganti yang baru masuk, Zulham Zamrun, menyambutnya dengan tandukan yang tak terlalu keras, tapi berhasil menaklukkan sang kiper, 2-0 untuk PSM.
Di atas angin, pemain PSM tampil lebih lepas. Sebaliknya, Persija dalam tekanan dan bermain serba salah. Tak jarang Persija melakukan pelanggaran tak perlu, di antaranya sikutan Marko Simic kepada kiper PSM Rivky Mokodompit. Masuknya Bambang Pamungkas tak begitu banyak membantu. Bepe bahkan terpaksa ikut turun untuk membantu pertahanan.
Selepas menit ke-70, Persija tampil lebih baik terutama dalam menyerang. Para pemain Persija membuat pergerakan berbahaya di pertahanan PSM meskipun bola terakhir tak maksimal. Tendangan jarak jauh Bepe pada menit ke-80 hanya membentur badan pemain PSM dan berbuah sepak pojok.
Sepuluh menit akhir, tekanan PSM mengendurkan, sementara Persija semakin gencar menyerang. Persija mendapatkan peluang lewat tandukan Simic dari tendangan bebas pada menit ke-83, tapi masih bisa dihalau Rivky. Sementara PSM berpeluang menambah keunggulan saat Ferdinand Sinaga lepas dari jebakan offside pada menit ke-87. Tinggal berhadapan dengan Andritany, tendangan Ferdinand hanya menyamping gawang.
Sisa laga, Persija berusaha memainkan direct football dengan Simic dan Bepe menahan bola lambung dengan Ramdani Lestaluhu siap mengintip peluang. Tapi, upaya ini bisa diantisipasi barisan pertahanan PSM hingga wasit Fariq meniup peluit tanda laga berakhir. Kubu PSM pun menyambut dengan suka cita keberhasilan ini.