REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor melakukan penandatangan MoU (Memorandum of Understanding) dengan Grab Indonesia. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menjelaskan, kerjasama tersebut ditujukan untuk menarik wisatawan ke Kota Bogor.
"Disepakati ada kerja sama yang strategis. Ada rencana untuk menunjang pariwisata bogor, seperti di beberapa kota yang lain," ujar Bima di Balai Kota Bogor, Rabu (7/8).
Bima menjelaskan, Grab Indonesia akan menghadirkan aplikasi untuk memudahkan wisatawan mengelilingi kota Bogor. Dia menjelaskan, dengan aplikasi tersebut wisatawan akan mendapat panduan khusus untuk berwisata.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu menjelaskan, Grab Indonesia juga akan meluncurkan Wheels sekuter listrik. Sehingga semakin memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor.
"GrabWheels sekuter listrik yang ditentukan di titik-titik tertentu Kota bogor. Ini untuk mengundang (Wisatawan) juga," tuturnya.
Terkait pelaksanaannya, dia enggan menyatakan secara spesifik. Bima menyebut akan segera merealisasikan dalam waktu dekat sehingga masyarakat dapat segera menikmati layanan tersebut.
Sejumlah kesepakatan lainnya juga diteken. Dia menjelaskan Grab Indonesia juga akan membantu pemerintah kota (Pemkot) untuk membangun infrastruktur transportasi. "Kemudian infrastruktur transportasi di Bogor akan dibantu juga oleh Grub. Kita perlu untuk Zebra Cross yang berfungi secara maksimal. Grab bersedia membantu itu," ujarnya.
Bima menjelaskan pihaknya juga akan membina pengemudi Grab agar lebih tertib saat sedang mencari penumpang. Sebab, mitra Grab khususnya di Kota Bogor telah mencapai puluhan ribu pengemudi.
"Ini kan sudah puluhan ribu kan kira-kira, jadi sama-sama sepakat untuk membina mereka supaya dapat melayani customer dengan maksimal," ungkapnya.
Selain itu, Bima menjelaskan, Shelter sebagai tempat mangkal ojek online (ojol) di Kota Bogor juga akan ditambah. Sehingga mitra Grab tidak lagi mangkal disembarang tempat yang mengakibatkan kemacetan.
"Grab di bogor ada berapa (orang)? kebutuhan Shelter berapa? Dan data-data apalagi yang diperlukan bersama. Di kota (Bogor) kan, angkot saja kita batasi. Nah Grab penting juga untuk kita kelola bersama-sama," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengungkapkan pentingnya membuat shelter. Dengan adanya shelter, Mitra Grab tak lagi mangkal di sembarang tempat.
"Untuk shelter sendiri kita bahas. Kita saling menyadari persamalahan itu. Dan kita tau ini adalah masalah yang harus kita selsaikan bersama," ujarnya.
Terkait lokasi pembuatan shelter, dia mengatakan terdapat lima titik yang akan dibuat. Dia mengakan lokasi shelter akan difokuskan pada lokasi yang selama ini menjadi keramaian mitra Grab mencari penumpang.
"Pembangunan sShelter terutama di sekitaran KRL (Stasiun Bogor), sekitaran Botani Square, Lippo Plaza Ekalokasari, Lippo Kebun Raya, dan Bogor Trade Mal (BTM)," ungkapnya.
Disinggung soal pembatasan Mitra Grab yang telah mencapai puluhan ribu di Kota Bogor, Ridzki tidak dapat memastikan. Dia mengatakan, kebutuhan Grab untuk membuka mitra sebagai pengemudi daring tetap berdasarkan pada kebutuhan perusahan.
"Saya pikir kita selalu melihatnya (kebutuhan), karena urusan teknologi ya semuanya berdasarkan supply and demand saja," ungkapnya.
Dia mengatakan pendaftaran menjadi mitra Grab sebagai ojol tetap dibuka untuk umum seperti biasanya. Sebab, dia mengkalim, menjadi mitra Grab juga dapat membantu menenambah pemasukan bagi masyarakat yang bermitra.
"Kita tidak pernah melakukan rekrutmen yang over supplied. Artinya kalau tidak ada demand-nya akan berdampak pada penghasilan mereka sendiri," tuturnya.
Ridzki menegaskan, akan terus melakukan upaya untuk menertibkan mitra Grab. Sehingga tidak ada lagi yang menumpuk dan mengakibatkan kemacetan di titik-titik keramaian.
"Itu adalah prioritas kita dan tentu pembuatan itu kita sekarang berkonsultasi dengan Pak Wali Kota (Bima Arya) dan jajarannya dan berkoordinsai untuk tempat dan daerahnya," ungkapnya.