Selasa 13 Aug 2019 05:05 WIB

Makna Sebuah Nama

Nama sejatinya membawa makna tertentu.

Red: Agung Sasongko
Takwa (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Penambahan kata yang menunjukkan penghambaan kepada nama-Nya, seperti Allah dan ar-Rahman itu lebih disukai-Nya. Nama memiliki kedalaman makna dalam ajaran Islam. Nama menjadi doa sekaligus harapan. Tidak kurang, Nabi SAW memerintahkan kepada umat nya untuk memperindah nama.

Umat Muhammad akan di pang gil dengan nama itu pada hari kiamat kelak. Sekilas, Nabi SAW memberi kita petunjuk ten tang pemberian sebuah nama. "Se sungguhnya nama yang pa ling disukai Allah ialah Abdul lah (hamba Allah) dan Abdur Rah man (hamba ar-Rahman). Se dang kan, yang paling benar ada lah Harits (usaha) dan Hammam (kemauan keras). Adapun nama yang paling buruk adalah Harb (perang) dan Murrah (pahit)."

Perang Badar menjadi contoh sempurna betapa prajurit dengan nama-nama terbaik melawan pra jurit dengan nama yang bu ruk. Pada perang tanding, enam prajurit Muslim melawan enam orang pasukan Quraisy. Mereka yang datang dari pihak mu syrik in memiliki nama Al-Walid (anak baru lahir), Syaibah (uban an), dan Utbah (cela). Nama-na ma ini bermakna lemah dan tidak baik. Jika dibandingkan, prajurit Muslim memiliki nama yang jauh lebih unggul. Ali (keunggulan, ke tinggian), Abu Ubaidah (taat ber ibadah), dan al-Harits (usaha, mem bajak sawah).

Kaum musyrikin pada masa jahiliyah kerap memberikan nama yang buruk kepada anak-anak nya sendiri. Mereka memberi nama anaknya dengan sebutan Kalb (anjing) dan Dzi'bun (serigala). Ada juga nama-nama Muqatil (pembunuh), Muharib (orang yang berperang), Dharar (orang yang membahayakan), Asad (singa), hingga Namr (macan tutul). Mereka memberi nama demikian untuk membuat kecut hati musuh saat bertempur.