Senin 12 Aug 2019 23:30 WIB

Way Kambas Siapkan Personel dan Alat Cegah Karhutla

Kawasan hutan TNWK seluas 130 ribu hektare dinilai rawan kebakaran.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Gita Amanda
Badak jantan bernama Harapan melintas di depan kandangnya di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Senin (20/3).
Foto: Republika / Darmawan
Badak jantan bernama Harapan melintas di depan kandangnya di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Senin (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung menyiapkan personel dan peralatan pemadam. Kebakaran hutan TNWK yang terjadi beberapa waktu lalu merupakan ilalang dan dilakukan pihak yang tidak bertanggung jawab.

Personel TNWK disiapkan bersama dua unit mobil pemadam kebakaran berkapasitas 5.000 liter air, dan mobil slipon untuk menjangkau kawasan terjauh, dan juga peralatan jet super untuk memadamkan api dari atas.

Baca Juga

Kepala Humas Balai TNWK Lampung Sukatmoko menyatakan, persiapan personel dan peralatan pemadam kebakaran tersebut, untuk mengantisipasi karhutla di wilayah TNWK pada musim kemarau saat ini. “Karena musim kemarau, personel dan peralatan disiapkan untuk mengantisipasi kebakaran hutan TNWK,” kata Sukatmoko, Senin (12/8).

Ia mengatakan kawasan hutan TNWK seluas sekitar 130 ribu hektare (ha) tersebut dinilai rawan kebakaran, apalagi pada musim kemarau saat ini. Rawan kebakaran karena luasnya kawasan sehingga banyak pihak yang tidak bertanggung jawab sengaja melakukan pembakaran lahan dan juga karena faktor alam.

Mengenai kebakaran yang terjadi pada 10 ha di kawasan Susunan Baru dua pekan lalu, dan juga kebarakan seluar 25 ha di kawasan hutan TNWK Seksi 3 Kualapenet, Sabtu (10/8), Sukatmoko menyatakan sebagian besar hutan ilalang dan semak belukar.

Kebakarang tersebut di kawasan tersebut, ia menyebutkan sebagian besar karena aktivitas ilegal oknum yang tidak bertanggung jawab, seperti perburuan liar terhadap satwa burung, ikan, dan satwa lainnya.

Upaya pembakaran lahan dan hutan tersebut, menurut pemburu liar, untuk memudahkan berburu satwa, karena terjadi tunas baru pada tumbuhan yang lahannya sudah dibakar. Tunas tumbuhan tersebut membuat satwa akan lebih muda mendekat untuk mencari makanan.

Sedangkan kebakaran fakto alam, ia mengatakan karena disebabkan petir, benturan batu atau kayu, dan tumpukan sampah. Namun, hal tersebut prosesnya lambat dan sangat kecil sekali.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement