Selasa 13 Aug 2019 13:01 WIB

Menkeu Siapkan Langkah Atasi Defisit Transaksi Berjalan

Upaya mendorong ekspor dari tingkat pemda juga menjadi prioritas Kemenkeu.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis defisit transaksi berjalan (current account deficit/ CAD) tidak semakin melebar hingga akhir tahun. Pihaknya siap menggunakan seluruh instrumen untuk membantu kementerian terkait dan pemerintah daerah yang dapat memecahkan masalah CAD itu. 

Sri menjelaskan, salah satu kementerian yang dimaksud adalah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sebab, CAD banyak berhubungan dengan migas. "Begitupun dengan sektor investasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian," ucapnya ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (13/8). 

Baca Juga

Sri menuturkan, kementerian yang disebutnya tersebut memiliki keterkaitan erat dengan CAD. Mereka mempunyai portofolio yang berkontribusi terhadap CAD maupun defisit neraca dagang. Oleh karena itu, Kemenkeu siap menggunakan instrumen fiskal untuk membantu kementerian terkait.

Di sisi lain, upaya mendorong ekspor dari tingkat pemda juga menjadi prioritas Kemenkeu. Koordinasi antara pemerintah pusat dengan daerah maupun bersama dunia usaha terus dilakukan guna menggenjot kinerja ekspor di semester kedua 2019. 

Sri memastikan, Kemenkeu akan terus mereview formulasi berbagai kebijakan makro untuk memperbaiki CAD. Tidak menutup kemungkinan juga bagi pemerintah untuk melakukan sejumlah penyesuaian.

"Kalau ada tambahan dan feedback dari K/L (kementerian/lembaga), pemda dan para pengusaha, kita bisa terus adjust policy sesuai kebutuhan," ucapnya. 

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) merilis data CAD pada kuartal kedua 2019 mencapai tiga persen dari angka Produk Domestik Bruto (PDB) atau mencapai 8,4 miliar dolar AS. Angka tersebut melebar dibanding dengan posisi pada kuartal sebelumnya yang berada di level 2,6 persen terhadap PDB dengan nominal 7 miliar dolar AS. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement