Rabu 14 Aug 2019 16:23 WIB

PM Pakistan akan Kunjungi Kashmir

PM Pakistan akan berpidato di peringatan hari kemerdekaan Pakistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Muslim Kashmir meneriakkan slogan dalam protes usai shalat Idul Adha di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Senin (12/8).
Foto: AP Photo/Dar Yasin
Muslim Kashmir meneriakkan slogan dalam protes usai shalat Idul Adha di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dijadwalkan mengunjungi Kasmir pada Rabu (14/8). Kunjungannya ke sana dilakukan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Pakistan yang ke-72.

Radio Pakistan, seperti dikutip laman Dawn melaporkan, Khan akan berpidato di hadapan majelis legislatif Azad Jammu dan Kashmir. Pada kesempatan itu, Khan diperkirakan akan mengeluarkan tantangan baru kepada India yang telah mengerahkan pasukannya ke Kashmir dan memicu ketegangan di sana.

Baca Juga

Sementara itu, Pakistan telah memperkenalkan logo khusus untuk memperingati hari kemerdekaannya guna mengekspresikan solidaritas kepada masyarakat Kashmir. Itu didasarkan pada tema “Kashmir banega Pakistan”. Kata “Kashmir” ditulis dengan warna merah guna menghormati pengorbanan yang diberikan selama orang-orang Kashmir selama perjuangan kemerdekaan.

Dalam pertemuan Komite Keamanan Nasional pekan lalu, Pakistan telah memutuskan bahwa 15 Agustus, hari kemerdekaan India, akan dipandang sebagai “hari hitam”. Itu merupakan bentuk protes Islamabad atas kekejaman dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan India baru-baru ini di Jammu dan Kashmir.

Pekan lalu India mencabut status istimewa Jammu dan Kashmir yang telah disandangnya selama hampir tujuh dekade. Perdana Menteri India Narendra Modi beralasan keputusan itu diambil untuk menyatukan Kashmir sepenuhnya dengan India. Selain itu dia pun hendak membebaskan wilayah tersebut dari kelompok teroris dan separatis.

Keputusan itu tak hanya memicu kemarahan dari warga Kashmir, tapi juga Pakistan. Ia memutuskan menurunkan hubungan diplomatiknya dengan India. Selain itu, Islamabad pun menangguhkan semua aktivitas perdagangannya dengan New Delhi. Pakistan mengatakan akan membawa permasalahan pencabutan status istimewa Jammu dan Kashmir oleh India ke Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu, situasi di Kashmir masih dibekap ketegangan. Pasukan India masih menempatkan kawat berduri dan pos pemeriksaan, termasuk di ibu kota Srinagar. Jam malam pun masih diberlakukan. Langkah itu diambil India setelah terjadi kericuhan akibat aksi protes warga Kashmir pekan lalu.

Kashmir merupakan satu-satunya wilayah di India yang berpenduduk mayoritas Muslim. Sejak merdeka dari Inggris pada 1947, Kashmir terpecah dua, dua per tiga di antaranya dikuasai India, sementara sisanya milik Pakistan. Wilayah itu kemudian dipisahkan dengan garis Line of Control (LoC). Perselisihan akibat sengketa Kashmir telah membuat India dan Pakistan tiga kali berperang, yakni pada 1948, 1965, dan 1971. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement