REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Jepang memperingati hari kekalahannya dari sekutu pada masa Perang Dunia II, Kamis (15/8). Negeri Matahari Terbit kembali menyatakan penyesalan atas peran dan keterlibatannya dalam perang tersebut.
Kaisar Naruhito, yang naik takhta pada Mei lalu, melanjutkan ritual tahunan yang dimulai ayahnya, Kaisar Akihito, dalam memperingati kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Pesan yang disampaikan Naruhito pun mirip dengan apa yang pernah disampaikan ayahnya.
“Menengok ke belakang pada periode panjang perdamaian pasca-perang, merefleksikan masa lalu kita dan mengingat perasaan penyesalan mendalam. Saya sungguh berharap bahwa kerusakan perang tidak akan pernah terulang,” kata Akihito saat berpidato di Nippon Budokan Hall di Tokyo, dikutip laman NPR.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memperingati kekalahan negaranya dalam Perang Dunia II dengan mengirimkan persembahan ke Kuil Yasukuni. “Kedamaian dan kemakmuran negara kita adalah karena para pahlawan yang memberikan nyawa mereka untuk tanah air mereka dan saya menyampaikan rasa terima kasih serta hormat saya,” kata Abe dalam pernyataan yang disampaikan pembantu khususnya, Tomomi Inada, dikutip laman Japan Today.
Kunjungan para pemimpin Jepang ke Kuil Yasukuni di masa lalu kerap memantik kemarahan Cina dan Korea Selatan (Korsel). Sebab kuil itu menghormati 14 pemimpin perang Jepang yang dihukum sebagai penjahat perang. Kenangan pahit penjajahan Jepang pada 1910-1945 di Korea, telah lama menjangkiti hubungan dengan Korsel.
Mengetahui hal itu, sejak menjabat sebagai perdana menteri pada 2012, Abe mengunjungi Kuil Yasukini secara pribadi hanya sekali saja. Namun, setiap 15 Agustus, Abe rutin mengirim persembahan ke kuil tersebut. Persembahan pun diserahkan selama festival musim semi dan musim gugur.