Kamis 22 Aug 2019 15:35 WIB

Presiden Minta Aparat Rasis Ditindak Tegas

Sikap rasis tak dibenarkan terjadi terhadap siapapun.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Warga melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Nabire, Papua, Kamis (22/8/2019). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa rasisme terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.
Foto: ANTARA FOTO/Arys
Warga melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Nabire, Papua, Kamis (22/8/2019). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa rasisme terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Panglima TNI dan Kapolri menindak tegas oknum aparat keamanan yang bersikap rasis terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.

Menurut Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, hal ini disampaikan Presiden kepada Panglima TNI, Kapolri, dan juga Menkopolhukam Rabu (21/8) malam.

Baca Juga

“Ya saya pikir harus dilakukan upaya penegakkan (hukum). Presiden kemarin juga sudah menyampaikan kepada Panglima, kalau memang ada aparatnya yang nyata-nyata melakukan hal seperti itu (rasis), tindak, enggak ada alasan,” jelas Moeldoko di kantornya, Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (22/8).

Ia menegaskan, tindakan rasis tak dibenarkan terjadi terhadap siapapun. Menurutnya, oknum yang diduga melakukan rasisme tersebut tak memahami situasi lingkungan yang dinamis.

Sebelumnya, Polda Jawa Timur berjanji akan melakukan penyelidikan terkait dugaan tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera menegaskan, tak ada anggota polisi di Surabaya maupun di Jawa Timur yang melakukan tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua.

“Tidak ada kepolisian yang melabelkan seseorang, entah itu dengan labeh hewan atau apa. Kalau ada slentingan dari OKP tertentu. Ya akan kita lakukan penyelidikan,” jelas dia.

Dugaan tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya itu memicu aksi protes di Papua dan Papua Barat. Aksi tersebut bahkan diwarnai kericuhan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement