REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan pemain timnas Indonesia, Robby Darwis berharap siapapun calon ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dapat menjalankan visi-misi yang disampaikan sebelum pemilihan. Menurutnya, sekarang ini banyak orang yang bisa bicara banyak soal visi dan misi namun kesulitan dalam merealisasikannya, sehingga tujuan mulia yang diwacanakan itu tidak tercapai hingga akhir masa jabatannya.
"Kalau punya tujuan bagus silahkan saja, kan ada resikonya di situ, roda kompetisi harus diatur dengan benar, dan tidak gampang, baik bagi orang baru maupun orang lama," kata Robby kepada Republika.co.id, Kamis (22/8).
Sebagai mantan pemain Timnas, Robby berharap siapa pun yang menjabat sebagai ketua umum PSSI nanti bisa memberikan perhatian serius kepada pembinaan, mulai dari pemain hingga wasit. Dia menilai harus ada program yang berjalan konsisten dan berkesinambungan dalam hal pembinaan tersebut.
"Pembinaan serius mulai dari bawah, kegiatan harus berjalan dengan konsisten. Wasit juga jujur dan mengerti aturannya mulai dari Liga 3 hingga Liga 1, nanti kan dampaknya ke Timnas juga, dulu kan ada prestasinya karena roda kompetisinya bagus, wasit juga bagus," ujarnya.
Di samping itu, ia percaya dengan komitmen bakal calon ketua umum PSSI, Komisaris Jenderal Polisi Muhammad Iriawan atau akrab disapa Iwan Bule untuk memajukan sepak bola Indonesia dan memberantas mafia skor. "Saya percaya sama pak Iwan dengan komitmennya untuk memberantas itu dan memajukan sepak bola Indonesia. Saya percaya dia benar-benar ingin memperbaiki sepak bola Indonesia," katanya.
Namun, dia meragukan jika pada saatnya nanti, PSSI hanya dihuni oleh orang-orang yang hanya numpang nama namun tidak ada kerjanya. Kalau masih seperti itu, kata dia, sepak bola Indonesia akan sulit untuk maju. "Saya support siapa pun yang maju menjadi ketua umum, asal dilaksanakan janji-janjinya. PSSI harus diisi oleh orang-orang yang mau kerja bukan yang hanya pintar bicara," ucapnya.
Selain itu, dia berharap pemilik klub tidak rangkap jabatan sebagai komite eksekutif PSSI. Menurutnya hal itu lah yang menjadi penyebab terjadi pengaturan skor atau ada kebijakan PSSI yang hanya menguntungkan klub tertentu. "Saya berharap tidak ada orang klub yang masuk exco agar tidak ada kepentingan dari klub dalam kebijakan PSSI," katanya.