REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Aktivitas sekolah di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, kembali normal setelah adanya demonstrasi menolak rasisme yang berujung ricuh pada 19-20 Agustus 2019. Hari ini (23/9), hampir semua sekolah, dari SD, SMP, SMA dan SMK telah beraktivitas kembali seperti semula.
Sejak tanggal 19 Agustus 2019 seluruh sekolah di Kota Sorong diliburkan oleh pemerintah daerah. Pasalnya, kericuhan massa aksi menolak rasisme berujung perusakan dan pembakaran fasilitas umum.
Salah seorang guru SD Inpres 50 Kota Sorong, Jumadi saat ditemui di halaman sekolah mengakui SD tersebut telah beraktivitas kembali seperti semula. "Sekolah kami telah beraktivitas seperti biasa, hanya saja hari ini siswa belum belajar, tetapi membersihkan kelasnya," katanya.
Dia berharap agar Kota Sorong tetap aman dan damai sehingga aktivitas pendidikan di daerah tersebut tetap berjalan lancar demi masa depan generasi muda bangsa Indonesia. Selain sekolah, beberapa perguruan tinggi di Kota Sorong juga telah melakukan aktivitas perkuliahan seperti biasanya.