Ahad 25 Aug 2019 01:53 WIB

Kembali Dapat Perunggu Kejuaraan Dunia BWF, Ini Kata Greysia

Greysia/Apriyani harus mengakui ketangguhan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara.

Ganda Putri Indonesia Greysia Polii (kanan) dan Apriyani.
Foto: Hafidz Mubarak/Antara
Ganda Putri Indonesia Greysia Polii (kanan) dan Apriyani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ganda putri nomor satu Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu kembali hanya bisa membawa pulang medali perunggu dari Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis BWF 2019. Greysia/Apriyani harus mengakui ketangguhan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara pada laga semifinal, Sabtu (24/8). Greysia/Apriyani kalah dua gim langsung 12-21 dan 19-21 di St Jakobhalle, Basel, Swiss.

Tahun lalu pada kejuaraan yang sama, Greysia/Apriyani juga kalah dari lawan yang sama juga dengan skor hampir mirip, yakni 12-21 dan 21-23. Dua kali Greysia/Apriyani gagal untuk setidaknya memaksakan deuce

Baca Juga

Tentang ini, Greysia punya alasan. Ia mengatakan, unggulan nomor satu asal Jepang tersebut bermain agresif. Selain itu, Matsumoto/Nagahara punya keunggulan smes kencang dan  tenaga yang kuat.

Ia dan Apriyani berusaha meladeni, tapi kalah dalam kekuatan. "Sebenarnya bisa kami akalin, tapi harus benar-benar ekstra smooth dan bersih banget, tidak boleh membuat kesalahan," kata dia dalam keterangan yang diterima Republika.co.id.

Nyatanya, Greysia/Apriyani tak kuasa bermain sempurna, terutama pada gim pertama. Karena sulit mematikan lawan, keduanya malah membuat kesalahan sendiri dengan pengembalian melebar atau menyangkut net. Greysia/Apriyani juga kesulitan menjangkau penempatan bola akurat saat Matsumoto/Nagahara melakukan counter attack.

"Kami mau banget dapat hasil lebih dari ini, tapi belum bisa,” kata Greysia mengakui kelebihan lawannya.

Greysia/Apriyani dan Matsutomo/Nagahara sebelumnya sudah empat kali berhadapan. Dari empat pertemuan itu, Greysia/Apriyani berhasil mengantongi satu kemenangan di pertemuan terakhir, pada Australian Open 2019. Saat itu, Greysia/Apriyani menang dua gim langsung 21-19 dan 21-18.

“Waktu kami main lebih bersih dan saya rasa mereka juga mempelajari hal itu. Mereka itu punya smes dan tekanan, kalau kami mainnya bersih, rapi dan benar-benar mau fokus, benar mau maksa baru bisa. Itu yang kami akui, tadi sulit untuk keluar dari tekanan itu,” kata Greysia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement