REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Muhammadiyah Amin, melihat, tantangan edukasi zakat dan wakaf menjadi sangat berbeda sebab saat ini Indonesia memiliki bonus demografi. Sebagian besar warga negara Indonesia saat ini adalah kaum produktif, yakni generasi muda atau milenial.
"Kaum milenial adalah mereka yang berpikiran dinamis, sehingga pola-pola penyuluhan yang lama nyaris sudah tidak sesuai bila harus diterapkan untuk mendekati kaum milenial ini," tutur dia.
Untuk itu pula, sosialisasi kepada masyarakat tentang zakat dan wakaf harus dituangkan ke dalam konsep dan derajat yang berbeda. Salah satu upayanya, melalui Festival Literasi Zakat dan Wakaf yang mengombinasikan antara lomba esai, lomba video animasi dan lomba blog dalam wadah ekspresi masyarakat.
"Untuk memperkaya arus literasi zakat dan wakaf, diharapkan dengan adanya Festival ini dapat melazimkan berzakat dan membiasakan berwakaf dengan target audiens masyarakat menengah dan milenial," ujar dia.