Selasa 27 Aug 2019 19:06 WIB

Jokowi Ingin Pertamina dan Petronas Garap Proyek Bersama

Pada semester II tahun ini nilai kerja sama dua BUMN mencapai 133 juta dolar AS.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) menanti kehadiran tamu negara Raja Malaysia Sri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong XVI, Sultan Abdullah Ri'ayatauddin Al Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta'in Billah di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) menanti kehadiran tamu negara Raja Malaysia Sri Paduka Baginda Yang Dipertuan Agong XVI, Sultan Abdullah Ri'ayatauddin Al Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta'in Billah di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kenegaraan Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong XVI Al-Sultan Abdullah Al-Mustafa Billah Shah Ibni Almarhum Sultan Haji Ahmad Shah Al-Musta'in Billah di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8). Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam pertemuan ini keduanya ingin memperkuat kerja sama Petronas dan Pertamina untuk menggarap proyek-proyek di luar negeri. 

"Intinya, Pertamina dan Petronas ingin memperkokoh kolaborasinya termasuk untuk menggarap proyek-proyek yang ada di luar. Jadi, kalau ada kesempatan untuk proyek di luar atau negara lain. Mereka sudah punya kolaborasi untuk mengerjakan bersama," ujar Menlu di Istana Kepresidenan Bogor.

Baca Juga

Indonesia ingin agar Petronas dan Pertamina melakukan pertemuan membahas berbagai kerja sama yang dapat digarap. Retno menyampaikan, selama ini Pertamina dan Petronas telah melakukan berbagai kerja sama, salah satunya kerja sama jual beli yang nilainya cukup tinggi.

Pada semester II tahun ini, nilai kerja sama dua BUMN tersebut mencapai 133 juta dolar AS. Selanjutnya, kerjasama jual beli minyak dengan nilai yang lebih besar akan dillanjutkan pada tahun berikutnya.

"Tetapi, yang kita inginkan adalah beyond kegiatan yang semata-mata jual beli. Harus ada kerja sama yang sifatnya lebih strategis. Nah, yang strategis itu yang kita bahas adalah bagaimana keduanya berkolaborasi untuk menggarap proyek-proyek pihak ketiga," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement