Rabu 28 Aug 2019 15:25 WIB

Kemarau Panjang Ancam Produksi Pangan

Ketersediaan air tanah akan mengalami defisit.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Ratusan hektare tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu mengalami kekeringan parah di musim tanam gadu 2019, Senin (10/6).
Foto: Dok Istimewa
Ratusan hektare tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu mengalami kekeringan parah di musim tanam gadu 2019, Senin (10/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertanian akan jadi sektor yang paling terancam akibat kemarau tahun ini. Menurut Kepala Bidang (Kabid) Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Hary Tirto Djatmiko, kemarau tahun ini akan lebih kering bila dibandingkan tahun 2018. 

“Itu akan berdampak di beberapa sektor. Pertanian yang tidak ada hujan. Sektor sumber daya air yang impactnya pada ketersediaan air, dan lingkungan yang berpotensi Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan)," kata Hary kepada wartawan, Selasa (27/8) malam.

Lebih lanjut, Hary mengaku tak bisa menyamaratakan kondisi yang terjadi di seluruh Indonesia. Namun ia menegaskan,  ketersediaan air tanah akan mengalami defisit. "Sektor pertanian akan mengering karena air (tidak ada)," imbuh Hary.

Kondisi defisit air seperti itu, tentu akan berdampak negatif pada sektor pertanian kita. "Luas panen diperkirakan akan menurun diatas 500 ribu hektar dibanding tahun 2018. Itu minimum," ujar Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Dwi Andreas, di kesempatan terpisah.