Rabu 28 Aug 2019 16:00 WIB

Presiden Bahas Penyelesaian Intoleransi dengan PP

Jokowi mengingatkan agar disintegrasi tak terjadi ketika menerima Pemuda Pancasila.

Ketua MPN Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno (Kanan)
Foto: ANTARA
Ketua MPN Pemuda Pancasila Japto Soelistyo Soerjosoemarno (Kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo membahas penyelesaian masalah intoleransi saat menerima pengurus Pemuda Pancasila. Pada kesempatan itu, Jokowi menyampaikan persoalan radikalisme dan intoleransi harus diatasi.

"Tadi ada juga soal kebangsaaan yang disampaikan bapak presiden soal radikalisme intoleransi harus diatasi, supaya tidak terjadi disintegrasi bangsa nah ini tidak boleh terjadi," kata Ketua Pemuda Pancasila Japto Soerjsoemarno di halaman Istana Negara, Jakarta pada Rabu (28/8).

Baca Juga

Menurut Japto, seluruh organisasi yang ada di Indonesia juga wajib berupaya agar negara ini tidak terpecah belah. Selain itu terkait persoalan rasisme kepada masyarakat Papua, Japto menilai masyarakat Papua juga merupakan Warga Negara Indonesia.

"Karena seperti ada orang yang buat masyarakat Papua itu dianggap masyarakat nomor dua, itu nggak boleh. Itu kan masyarakat kita, itu saudara-saudara kita," kata Japto menjelaskan masyarakat Papua bagian dari Indonesia.

Japto menjelaskan persatuan bangsa adalah hal pertama yang harus diutamakan. Dia menambahkan pengurus organisasinya terdiri dari sejumlah anak bangsa dari berbagai daerah.

Sejumlah pengurus ormas Pemuda Pancasila telah menemui Presiden untuk menyampaikan undangan menghadiri Musyawarah Besar Ke-10 Pemuda Pancasila di Provinsi Sumatra Utara. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement