Senin 02 Sep 2019 23:21 WIB

JK Singgung Banyak Riset Universitas Kurang Bernilai Tambah

Riset Universitas bisa bernilai tambah lewat semangat berwirausaha

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menyampaikan orasi ilmiah di Gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, Aceh, Senin (2/9/2019).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menyampaikan orasi ilmiah di Gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, Aceh, Senin (2/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH--Wakil Presiden Jusuf Kalla menyinggung banyaknya riset dan inovasi di universitas yang tidak disertai dengan semangat berwirausaha (entrepreneur). Akibatnya, kata JK, riset maupun inovasi tersebut tidak memiliki nilai tambah dan kemakmuran bagi masyarakat.

"Nilai tambah hanya bisa dicapai jika ada inovasi dan semangat entrepreneur, banyak inovasi, banyak riset di Universitas tapi tidak melibatkan semangat entrepreneur. maka nilai tambah itu tidak mempunyai suatu kenyataan," ujar JK saat memberi orasi ilmiah pada Sidang Terbuka dalam rangka Milad ke-58 Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Senin (2/9).

Baca Juga

Karena itu, JK mendorong universitas melihat ke depan untuk turut berperan dalam menciptakan kemajuan dan kemakmuran masyarakat. JK menerangkan, caranya dengan universitas menggabungkan ilmu, teknologi, riset dan kreativitas dengan semangat wirausaha.

"Inovasi apabila diberikan dengan semangat entrepreneur maka akan menjadi nilai tambah, dan nilai tambah apabila diluaskan dengan bisnis maka akan menjadi kemakmuran," kata JK

"Artinya adalah awal dari suatu kemajuan apabila suatu bangsa suatu negara mempunyai pendidikan yg baik dan mempunuai riset yang baik, mempunyai kreativitas dan inovasi yang baik," kata JK lagi.

Apalagi, kata JK, dunia saat ini terus mengalami perubahan akibat kemajuan teknologi. Ia mencontohkan perubahan mulai dari sistem produksi, sistem distribusi hingga komunikasi manusia saat ini.

"Dan kita tidak bisa terhindar atau menghindari perubahan-perubahan itu, dulu orang berproduksi dengan industri yg memakai banyak pekerja, sekarang dengan otomatisasi dibutuhkan kurang pekerja, dulu orang bekerja dengan tenaga, sekarang orang hampir semua bekerja dengan mesin," kata JK.

JK juga meminta Universitas Syiah Kuala bekerjasama dengan pihak lain dalam mengembangkan riset. JK menegaskan, di era kemajuan teknologi yang sangat pesat, setiap universitas tidak bisa berdiri sendiri dalam pengembangan riset.

"Tidak bisa lagi Unsyiah hanya berdiri sendiri karna apabila berdiri sendiri risetnya mungkin tidak bisa lebih maju daripada univrsitas di Jakarta atau di luar negeri maka tidak mungkin (sendiri), agak mubazir kalau kita mulai dari nol, bagaimana memanfaatkan riset yang ada dari tempat-tempat lain itu," ujar JK.

Hari ini JK menghadiri Sidang Terbuka serta orasi ilmiah dalam rangka Milad ke-58 Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Senin (2/9). Usai memberikan orasi Ilmiah, JK meresmikan gedung proyek 7in1 Universitas Syiah Kuala.

JK menandatanganan prasasti kemudian meresmikam Gedung Fakultas MIPA, Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala.

Usai menghadiri sidang terbuka Universitas Syiah Kuala, JK dan rombongan kembali menuju Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar. JK dan rombongan bertolak ke Provinsi Sumatera Barat menuju Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman.

Di Padang, JK dijadwalkan menghadiri penganugerahan Minang Entrepreneurship Award (MEA) 2019, peresmian Gedung Asrama Universitas Negeri Padang dan Gedung Asrama Universitas Andalas, serta peresmian gedung asrama putri dan ruang kelas baru Pondok Modern Terpadu Prof Dr Hamka II pada Selasa (3/9) esok.

Rombongan yang turut mendampingi Wapres antara lain Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Fahmi Idris, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Syahrul Udjud, serta Tim Ahli Wapres M. Ikhsan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement