REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Yogyakarta baru-baru ini dipilih sebagai tuan rumah IDX-RHB Investment Summit 2019. Kegiatan ini, turut serta dihadiri oleh para investor, pembuat kebijakan tingkat tinggi, pakar industri, dan para pemimpin dunia. Sehingga diharapkan kegiatan tersebut dapat mendukung pendalaman pasar (market deepening) di pasar modal Indonesia.
Ditunjuknya Kota Yogyakarta sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mempromosikan kota Yogyakarta dan pasar modal Indonesia kepada investor lokal maupun global.
Presiden Direktur PT RHB Sekuritas Indonesia, Iwanho, mengungkapkan selama ini biasanya penyelenggaraan summit berlangsung di Bali. "Akan tetapi, kali ini dipilih kota Yogyakarta karena seperti diketahui Indonesia memiliki satu-satunya candi Budha terbesar di dunia yakni Borobudur sebagai heritage dunia," ujar Iwanho saat jumpa pers IDX-RHB Investment Summit 2019 di Marriot Hotel, Yogyakarta, Rabu (4/9).
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, menambahkan tujuan utama penyelenggaraan kegiatan tersebut agar terciptanya pendalaman pasar. Diharapkan ke depan penawaran dan permintaan akan meningkat.
Menurut dia, acara ini penting karena dihadiri oleh para pengambil keputusan. Hadirnya para pembuat kebijakan pemerintah dan investor dinilai akan mendekatkan para pelaku dengan pengambil para keputusan.
Dengan diskusi yang terjalin di dalamnya, kata Inarno, akan memberikan pandangan pada kedua belah pihak sebagai wujud kolaborasi yang nyata dalam memajukan perekonomian. Terlebih acara tersebut dihadiri investor luar, emiten, dan calon emiten sebagai upaya mendorong capital market dan pertumbuhan e-commerce.
"Selayaknya apa yang dikatakan oleh Lo Kheng Hong, Warren Buffet-nya Indonesia bahwa berinvestasi di Indonesia itu sangat menyenangkan dan profitable," tutur Iwanho.
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, saat ini BEI memiliki kantor keterwakilan sebanyak 30 cabang yang tersebar di seluruh provinsi dan galeri investasi. BEI juga bekerja sama dengan universitas-universitas negeri maupun swasta.
BEI, sambung Nyoman, juga melakukan sosialiasi rutin dengan mengundang investor dan juga emiten serta bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk sosialisasi literasi terhadap pasar modal.
Saat ini, terdapat pertumbuhan positif jumlah investor di Indonesia dari tahun ke tahun. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) jumlah investor Indonesia telah mencapai angka 2,01 juta Single Investor Indentification (SID). Kemudian sejak 12 Juli 2019, bahkan sampai pertengahan Agustus 2019, investor saham telah mencapai lebih dari 1 juta SID atau sekitar 1 juta SID. Jumlah penduduk sebanyak 265 Juta jiwa (BPS 2018) memberikan gambaran adanya ruang yang besar bagi pertumbuhan investor termasuk sektor pasar modal.
Acara tersebut dibuka oleh Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dan Group Managing Director RHB Banking Gorup Dato’ Khairussaleh Ramli. Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, juga hadir dalam acara tersebut untuk memberikan keynote speaker.