REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Rangkaian Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 menjadi rangkaian terakhir PB Djarum menyaring bibit muda berbakat. Mulai tahun depan, pencarian bakat atlet muda daerah ini resmi ditiadakan.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengakui, keputusan tersebut karena adanya jalan buntu dari pihak terkait. Salah satunya adalah permintaan menurunkan semua brand PB Djarum pada Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis.
"Tekanan memang tidak ada, cuma kami di posisi terombang-ambing, ini tidak boleh, itu tidak boleh, dan tidak ada kepastian, akhirnya kami memastikan sendiri," kata Yoppy, Ahad (8/9).
Yoppy sadar betul banyak yang kecewa dengan keputusan tersebut. Namun hal itu sebagai jalan terbaik karena tidak adanya keputusan yang disetujui oleh pihak PB Djarum dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
"Keputusan sebenarnya bisa saja diubah, kalau cuaca mendukung kenapa tidak. Kalau ada (keputusan) ya kami lanjut, kalau tidak ya kami berhenti," kata Yoppy.
Yoppy mengaku sudah mendengar kekecewaan orang tua peserta audisi atas berhentinya audisi umum. Ia tidak bisa menyampaikan apapun soal kekecewaan orang tua. "Ya mestinya disampaikan pada yang menghalangi audisi," jawab dia singkat.
Yoppy mengakui dukungan terus mengalir dari berbagai pihak termasuk dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Ia berharap ada sinkronisasi antara Kemenpora RI dengan KPAI mengenai audisi tersebut.
Di sisi lain, dengan adanya keputusan tersebut, PB Djarum akan kembali menggunakan cara lama untuk menjaring bibit muda berbakat. Yakni pantauan dari pelatih di setiap turnamen daerah.
"Monitoringnya dari situ, cuma kelemahannya adalah tidak ada cerita-cerita heroik mengenai atlet-atlet dari kampung, yang bisa dikatakan tidak mampu. Karena mereka itu tidak akan bisa terjaring. Mereka tidak bisa ikut turnamen yang jauh-jauh," kata Yoppy.