REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Kelompok Hizbullah Lebanon mengklaim telah menembak jatuh pesawat nirawak (drone) milik Israel di Kota Ramyah, Senin (9/9). Drone ditembak tak lama setelah menyeberang dari perbatasan Israel.
Dilaporkan laman Aljazirah, Hizbullah mengatakan pesawat nirawak itu ditembak dengan menggunakan senjata yang tepat. Saat ini, pesawat tersebut berada di tangan para anggota Hizbullah. Belum ada tanggapan dari Israel perihal kejadian tersebut.
Pekan lalu, Pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah mengatakan tidak ada lagi garis merah dalam konfrontasi kelompoknya dengan Israel. Dia mengancam akan melancarkan serangan jauh ke dalam perbatasan Israel.
Hal itu dia ungkapkan setelah Hizbullah terlibat pertempuran dengan Israel dua pekan lalu. “Kemarin, perlawanan mematahkan garis merah terbesar Israel dalam beberapa dekade. Pada masa lalu, ketika kami diserang, kami merespons di Perkebunan Shebaa. Tapi kemarin, responsnya ada di seberang perbatasan,” kata Nasrallah pada 2 September.
Oleh sebab itu, Nasrallah menilai tidak ada lagi garis merah. “Jika Anda (Israel) menyerang kami, perbatasan Anda, tentara, dan permukiman, termasuk yang di perbatasan dan yang jauh di dalam (Israel) akan terancam serta ditargetkan. Jika ada agresi terhadap Lebanon, tidak akan ada perbatasan internasional,” ujarnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengatakan negaranya siap menghadapi skenario apa pun dengan kelompok Hizbullah. Hal itu dia utarakan setelah pangkalan dan kendaraan militer Israel menjadi target serangan Hizbullah.
Ketegangan antara Israel dan Hizbullah terjadi setelah adanya dua pesawat drone Israel yang memasuki wilayah Lebanon, tepatnya di Beirut Selatan, akhir Agustus lalu. Nasrallah meyakini itu adalah drone militer yang mengemban misi pengintaian dan pengeboman.
Satu drone di antaranya jatuh setelah dilempari batu oleh warga ketika ia tengah terbang rendah. Kemudian drone terakhir disebut meledak di udara. Nasrallah menilai peristiwa itu sebagai ancaman serius. "Akan sangat berbahaya bagi Lebanon jika kita tetap diam atas pelanggaran ini," ujarnya. Militer Israel tak mengonfirmasi atau membantah tentang adanya drone yang memasuki wilayah Lebanon dua pekan lalu.
Hizbullah dan Israel pernah berperang pada 2006. Hal itu terjadi setelah Hizbullah menangkap dua tentara Israel dalam serangan lintas-perbatasan. Pertempuran antara mereka berlangsung selama sebulan.