REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, terus berupaya untuk melakukan pemerataan pembangunan lingkungan dan tata ruang berkelanjutan. Salah satunya, melalui peningkatan konektivitas antarwilayah serta penataan daerah.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jabar Hery Antasari, untuk merealisasikan hal tersebut, Pemprov Jabar menggagas Tranportasi Juara yang bertujuan untuk meningkatkan aksestabilitas dan mobilitas transportasi menuju pusat-pusat perekonomian. Yakni dibangun di Bodebek, Bandung Raya, Cirebon Raya, Palabuhan Ratu Raya, Ranca Buaya Raya, dan Pangandaran Raya.
"Fokus Pemprov Jabar dalam lima tahun ke depan, pengembangan sistem jaringan transportasi massal berbasis jalan dan rel yang aman, nyaman, terjangkau, dan antar-moda," ujar Hery kepada wartawan, Senin (9/9).
Terkait pengembangan transportasi massal berbasis jalan, menurut Hery, Pemprov Jabar berupaya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana terminal dan moda angkutan. Salah satunya adalah memiliki 30 terminal tipe B 10 antarkota dan antarprovinsi.
“Saat ini, Jabar baru memiliki 14 terminal tipe B. Selain melakukan pembangunan terminal, kita akan merehabilitasi dan merevitalisasi ke-14 terminal yang sudah ada di Jabar,” kata Hery.
Selain itu, kata dia, Pemprov Jabar akan menyediakan bus gratis bersubsidi dan bus wisata di 27 kabupaten/kota yang per saat ini sudah ada di 13 kabupaten/kota. Pemasangan fasilitas lalu lintas, rambu, marka, PJU pun tidak luput dari perhatian Pemdaprov Jabar.
Soal pengembangan transportasi massal berbasis rel, kata Hery, Pemprov Jabar akan merevitalisasi dan mengaktifkan kembali jalur-jalur rel kereta api yang sudah ada. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan prasarana transportasi kereta api.
“Kemudian, kita juga melakukan angkutan berbasis rel, bisa monorail, LRT, maupun cable car. Itu tergantung feasibility study-nya ke arah teknologi yang mana," katanya.
Pemprov Jabar juga, kata dia, akan membantu dan memfasilitasi pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung oleh pemerintah pusat. Serta, penanganan perlintasan sebidang, antara bidang jalan dan bidang kereta api.
Menurut Hery, sudah banyak langkah yang dilakukan Pemprov Jabar dalam perencanaan pengembangan sistem transportasi massal berbasis rel. Pertama adalah membangun konektivitas bebasis rel ke pusat kota melalui pembangunan kereta lokal yang menyambungkan St.Tegalluar ke St. Cimekar. Hal itu dilakukan sebagai upaya membangun konektivitas kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Kemudian, kata dia, mengaktifkan kembali jalur rel kereta api. Dari rencana 4 (empat) jalur, pemerintah sudah hampir selesai mengaktifkan kembali jalur Cibatu-Garut-Cikajang yang akan diujicobakan tahun ini tahap I sampai Stasiun Garut.
"Sepanjang jalur itu, ada tiga stasiun yang kami rehabilitasi,” katanya.
Berikutnya, kata dia, yang sedang dijajaki adalah reaktifasi Rancaekek-Tanjungsari yang nanti kedepan lanjut ke Kertajati, kami akan bantu PT KAI untuk proses penertiban jalurnya. Ketiga Bandung-Ciwidey, keempat Banjar-Pangandaran-Cijulang. "Selain itu juga direhabilitasi jalur Cianjur-Sukabumi-Padalarang. Awal tahun depan bisa terkoneksi” katanya.
Dengan Transportasi Juara, Hery optimistis kemandirian transportasi Jabar juara dapat terwujud. “Kita harus mandiri sebagai individual entity provinsi, memiliki simpul transportasi utama yang representatif baik pelabuhan utama maupun bandara utama, untuk maju secara optimal,” paparnya.