REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moloek angkat bicara mengenai polemik kasus penghentian audisi PB Djarum versus Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Menkes meminta anak-anak harus dilindungi dari informasi dan promosi rokok yang salah termasuk melalui audisi pencarian bakat dan akhirnya mencoba rokok.
Menurut Nila, anak-anak memiliki rasa penasaran yang tinggi dan kalau ada hal yang menarik akan langsung dicoba. Sedangkan iklan rokok selalu diidentikan gambar pria macho dan ini yang membuat anak-anak tertarik mencoba.
"Ini terlihat dari jumlah perokok anak yang meningkat. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang menyatakan, perilaku rokok pada anak-anak dan remaja mencapai 9,1 persen dan angka ini meningkat dibanding Riskesdas 2013 sebesar 7,2 persen," ujarnya saat ditemui di acara The 1st Technofarmalkes 2019: Indonesian Tech Innovation, di Jakarta, Selasa (10/9).
Padahal, pihaknya menargetkan perokok dari kalangan ini bisa ditekan menjadi lima persen. Karena itu, Kemenkes meminta perusahaan rokok yang mengadakan acara seperti audisi bahkan beasiswa tidak menyertakan embel-embel iklan atau slogan rokok.
Ia menyebutkan informasi yang salah mengenai rokok bisa membuat anak-anak yang menjadi perokok pemula terus meningkat dan racunnya bisa menyebabkan penyakit.
"Karena itu kami membatasi jangan sampai anak-anak ini merokok karena kita tahu itu membahayakan kesehatan. Nanti kami lagi yang repot," katanya.
Sebelumnya Persatuan Bulu Tangkis Djarum secara resmi menghentikan audisi pencarian bakatnya mulai tahun 2020. Keputusan tersebut diambil usai KPAI menilai ajang tersebut memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.