Rabu 11 Sep 2019 20:30 WIB

PGI Berduka atas Kepergian Habibie

Habibie adalah tokoh yang meletakkan dasar-dasar demokrasi bagi Indonesia.

Rep: Febryan A/ Red: Ratna Puspita
FOTO DOKUMENTASI. Mantan presiden BJ Habibie menunjukan foto dirinya bersama pesawat hasil karyanya N-250 'Gatotkaca' usai membuka pameran foto 'Cinta Sang Inspirator Bangsa Kepada Negeri' di Museum Bank Mandiri, Jakarta, Minggu (24/7/2016).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
FOTO DOKUMENTASI. Mantan presiden BJ Habibie menunjukan foto dirinya bersama pesawat hasil karyanya N-250 'Gatotkaca' usai membuka pameran foto 'Cinta Sang Inspirator Bangsa Kepada Negeri' di Museum Bank Mandiri, Jakarta, Minggu (24/7/2016).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Pdt. Gomar Gultom, mengungkapkan duka cita atas berpulangnya Presiden ketiga Indonesia B.J Habibie. Gereja-gereja, kata dia, merasa kehilangan seorang negarawan sejati.

"Kita sungguh kehilangan beliau. Semoga amal baktinya diterima di sisi Tuhan," kata Gomar dalam siaran persnya yang diterima Republika.co.id, Rabu (11/9).

Baca Juga

Menurut Gomar, Habibie adalah tokoh yang meletakkan dasar-dasar demokrasi bagi Indonesia. Walau masa kepresidenannya sangat singkat, Habibie mencabut banyak regulasi yang menghambat proses demokrasi. 

"Beliau mendorong berbagai cara menuju kebebasan pers, pembebasan tapol/napol Orba serta dialog awal masalah Papua," terang Gomar.

Selain itu, Gomar juga mengingat Habibie pada 1998 sebagai satu-satunya pemimpin bangsa yang percaya pada laporan 'masyarakat anti-kekerasan' tentang adanya kasus-kasus kekerasan seksual terhadap perempuan etnis Tionghoa selama kerusuhan Mei 98. Habibie pun meminta maaf dan membuat Keputusan Presiden untuk mendirikan Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan.

"Itu adalah bentuk pengakuan negara terhadap kekerasan seksual pada Mei 98 dan sekaligus sebagai wujud tanggung-jawab negara mencegah segala bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan," papar Gomar.

Tak hanya itu, Gomar juga mengingat sangat besarnya jasa Habibie dalam memajukan bidan dirgantara Indoesia serta kemajuan di bidan iptek lainnya. Walau sudah tidak menjabat sebagai presiden, Habibie tetap menunjukkan pengabdiannya yang tulus bagi bangsa.

Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia pada hari ini, Rabu pukul 18.03 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Putra bangsa kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, itu meninggal setalah sempat dirawat secara intensif sejak Ahad (8/11).

Putera Habibie, Thareq Kemal Habibie, mengatakan, BJ Habibie wafat karena faktor usia. Habibie wafat di usia 83 tahun. "Karena sudah menua. Kemarin saya katakan bahwa gagal jantung yang mengakibatkan penurunan itu, kalau memang organ-organ itu degenerasi melemah, menjadi tidak kuat lagi," kata Thareq Kemal Habibie pada Rabu (11/9) malam.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement