REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Perumda Air Minum (PDAM) Toya Wening Kota Solo menggelar shalat istisqa untuk meminta hujan, di halaman Kantor PDAM Kota Solo, Kamis (12/9). Shalat istisqa diikuti sekitar 50 orang karyawan PDAM Solo.
Direktur Teknik PDAM Toya Wening Solo, Tri Atmaja Sukomulyo, mengatakan, shalat istisqa tersebut dilaksanakan untuk memohon supaya Allah SWT memberikan rahmat berupa hujan khususnya di wilayah Eks Karesidenan Surakarta yang mencakup Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Solo, Sragen, dan Karanganyar.
Jamaah meminta supaya wilayah Eks Karesidenan Surakarta didatangkan hujan yang membawa berkah. Supaya hujan tersebut bisa untuk menggelontor Sungai Bengawan Solo dan beberapa anak sungai di Eks Karesidenan Surakarta, mulai dari Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri sampai ke Sukoharjo, Solo, Sragen hingga Lamongan.
"Kondisi kemarau ini tidak hanya di Jawa Tengah, di Jawa Timur juga saudara-saudara kita yang mendapat aliran dari DAS (Daerah Aliran Sungai) Bengawan Solo dari Wonogiri sampai Bojonegoro sampai ke ujung paling timur ini mengalami pencemaran yang luar biasa," paparnya kepada wartawan seusai sholat istisqa.
Pada Rabu (11/9), air baku dari Sungai Bengawan Solo diketahui tercemar limbah yang diduga berasal dari industri etanol. Akibatnya, PDAM Solo mengghentikan sementara operasional Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi di Kecamatan Pasar Kliwon. IPA Semanggi sudah dioperasionalkan kembali pada Rabu sore pukul 16.00 WIB. Sepekan lalu, PDAM Solo juga menghentikan sementara operasional IPA Semanggi karena alasan yang sama.