Kamis 12 Sep 2019 19:05 WIB

20 Ton Sampah Masuk Kepulauan Seribu Setiap hari

Sampah tersebut berasal dari 11 pulau permukiman penduduk.

Petugas membersihkan sampah di Pulau Pari, Kepulauan Seribu.
Foto: Dok. Sudin LH Kep. Seribu
Petugas membersihkan sampah di Pulau Pari, Kepulauan Seribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 20 ton sampah setiap hari masuk ke Kepulauan Seribu. Dari jumlah tersebut, hanya 11 ton yang bisa ditangani.

"Pemerintah kabupaten terus berupaya mengatasi dampak sampah tersebut karena akan menjadi timbunan sampah di laut," kata Wakil Bupati Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Junaedi saat memimpin gerakan bersih laut dan pantai memperingati Hari Perhubungan Nasional 2019 di Pulau Untung Jawa, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kamis (12/9).

Baca Juga

Junaedi menjelaskan sampah tersebut berasal dari 11 pulau permukiman penduduk, homestay di pulau-pulau pariwisata hingga sampah kiriman dari sembilan sungai di dataran Jakarta, pesisir Banten dan Bekasi. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menugaskan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk membuat kajian tentang terobosan pengelolaan sampah yang dapat dijadikan sumber energi seperti listrik, gas dan pupuk organik.

"Jika tahun ini masih sebatas kajian, kemungkinan tahun depan kita mendapatkan satu unit produk tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Yusiono Supalal mengatakan, alokasi Dana Insentif Faerah (DID) dimasukkan dalam anggaran daerah. Salah satunya untuk operasional pengelolaan sampah. “Anggaran tersebut dimasukkan ke anggaran daerah dan penggunaannya melalui mekanisme penganggaran,” kata Yusiono.

Pemprov DKI Jakarta merupakan satu dari 10 daerah yang mendapatkan DID 2019 sebesar Rp 57,1 miliar. Sebanyak Rp 9 miliar diantaranya digunakan untuk pengelolaan sampah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement