Kamis 12 Sep 2019 19:14 WIB

Unisa Ciptakan Kecerdasan Buatan Kontrol Penggunaan Listrik

Kecerdasan ini dibuat oleh sumber daya manusia dari Unisa sendiri.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus Unisa Yogyakarta.
Foto: Nico Kurnia Jati.
Kampus Unisa Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,

SLEMAN -- Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta tengah berupaya menciptakan sebuah kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan ini diciptakan untuk dapat mengontrol penggunaan listrik agar hemat di lingkungan kampus.

"Kami tahun ini direncanakan listrik harus kita hemat. Itu sumber daya yang bisa diperbarui tapi lama," kata Rektor Unisa, Warsiti, kepada Republika.co.id di ruang kerjanya.

Kecerdasan ini dibuat oleh sumber daya manusia dari Unisa sendiri. Yakni dari Program Studi Teknologi Informasi Unisa.

Sistem yang tengah dikerjakan ini nantinya dapat mengontrol dengan menggunakan sensor. Seperti sensor gerakan, suhu dan jumlah orang.

Ia mencontohkan, misalnya dalam penggunaan pendingin ruangan akan dipasang sensor untuk menangkap jumlah orang di satu ruangan. Jika tidak ada orang, maka pendingin ruangan akan mati secara otomatis.

Begitu pula sebaliknya, jika ada orang dalam satu ruangan, maka secara otomatis pendingin ruangan akan segera menyala. "Jadi kita ada satu tempat kontrol. Ada sensor-sensor yang nanti bekerja guna mengontrol penggunaan daya yang tidak perlu," kata Warsiti.

Warsiti tidak menampik bahwa pihaknya mengeluarkan banyak anggaran untuk membangun sistem ini. Namun, ia tidak mempermasalahkan hal itu karena melihat efisiensi untuk penggunaan jangka panjang.

"Ini efisien untuk dipakai lama. Kampus ini semua AC, jadi kalau itu dibiarkan tidak ada kontrol, akan tinggi sekali biaya untuk (daya yang tidak perlu) ini," ujar Warsiti.

Kecerdasan buatan dengan memanfaatkan sensor ini akan diuji coba dulu di satu titik. Jika berhasil, maka akan diterapkan di seluruh ruangan di tiap gedung yang ada di lingkungan Unisa.

Tidak hanya itu, dalam menjalankan cara hidup sehat, penggunaan lift pun akan diatur. Yang mana, untuk gedung perkuliahan tidak melayani lift dari lantai satu menuju lantai dua.

"Nanti akan kami buat sistem, kalau mau naik ke lantai dua dari lantai satu tidak bisa dipencet. Jadi harus naik tangga ke lantai dua. Baru bisa dari lantai satu ke lantai tiga atau empat," tambah Warsiti.

Terkait dengan penerapan go green Unisa, lingkungan kampus juga diciptakan asri. SDM baik mahasiswa maupun dosen dari Prodi Bioteknologi akan mengembangkan titik-titik ruang terbuka hijau (RTH) di lingkungan kampus.

Bahkan, untuk desain RTH sendiri akan dikerjakan oleh Prodi Arsitektur. Dengan hal ini, Unisa pun memberdayakan SDM yang ada di lingkungan kampus untuk memajukan dan membangun kampusnya sendiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement