Jumat 13 Sep 2019 20:01 WIB

Pengamat: Audisi PB Djarum Bukan Jaminan Jadi Atlet Sukses

Audisi pencarian bibit atlet bulu tangkis tak hanya diadakan oleh PB Djarum.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Dua peboling nasional Sharon Adelina Liman Santoso (kedua kiri) dan Putty Insavilla Armein (kedua kanan) diapit oleh peboli nasional Berlian Marsheilla (kanan) dan pengamat bulu tangkis Broto Happy W.
Foto: Jusraga
Dua peboling nasional Sharon Adelina Liman Santoso (kedua kiri) dan Putty Insavilla Armein (kedua kanan) diapit oleh peboli nasional Berlian Marsheilla (kanan) dan pengamat bulu tangkis Broto Happy W.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat bulu tangkis, Broto Happy memandang masyarakat perlu menyikapi perselisihan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan PB Djarum secara bijak. Ia menekankan audisi yang diselenggarakan PB Djarum bukan jaminan kesuksesan seorang atlet bulu tangkis.

Broto mengungkapkan, audisi pencarian bibit atlet bulu tangkis tak hanya diadakan oleh PB Djarum. Terdapat klub-klub bulu tangkis lain yang rutin mengadakan audisi. Namun kegiatan itu tak ramai terdengar karena minim publisitas. Di antaranya Jaya Raya Jakarta, Mutiara Cardinal Bandung, dan Exist Jakarta.

Baca Juga

"Selama ini di masyarakat kesannya hanya Djarum saja karena dari sisi publisitas mereka besar. Iklan, promosi di mana-mana. Sementara klub lain audisi hanya pengumuman biasa, gemanya kurang. Hanya dari mulut ke mulut," kata Broto kepada Republika.co.id, Jumat (13/9).

Meski minim publisitas, Broto merasa kualitas audisi dari klub selain PB Djarum patut diperhitungkan. Ia menganalogikan biasanya dari sekitar lima ribu peserta audisi PB Djarum, hanya sekitar 40-50 orang yang lolos. Lalu, sisa peserta yang tak lolos bisa ikut audisi di klub bulu tangkis lain. "Mereka bisa saja dianggap bukan terbaik di satu klub, tapi bisa jadi terbaik di klub lain," ujarnya.