REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Puluhan warga Kabupaten Purwakarta, menggelar tahlilan dan pembacaan surat yasin untuk almarhum Presiden RI ke 3 BJ Habibie. Tahlilan tersebut, diselenggarakan di Tajug Gede Cilodong. Tahlil tersebut, akan dilaksanakan sampai tujuh hari wafatnya suami dari Asri Ainun Besari tersebut.
Arifin Ismail (13 tahun), pelajar SDN 4 Cikopo, Kecamatan Bungursari, mengaku, dirinya sengaja mengikuti tahlilan ini karena sangat mengagumi sosok Habibie. Bahkan, pelajar ini sangat bersedih ketika mendengar Presiden ketiga RI itu wafat.
"Saya sangat menganggumi beliau. Apalagi, cerita dari ibu dan bapa saya, menyebutkan jika Pak Habibie itu tokoh yang jadi panutan di Indonesia," ujar pelajar berwajah manis yang bercita-cita ingin jadi kiai ini, Jumat (13/9).
Arifin mengaku, dirinya akan selalu ikut tahlilan yang diselenggarakan Tajug Gede Cilodong ini. Dia ingin, mendoakan Habibie supaya diterima amal kebaikannya oleh Allah SWT. Serta, sang teknokrat itu bisa bertemu kembali dengan istrinya Ainun.
Warga Purwakarta menggelar tahlilan untuk almarhum BJ Habibie di Tajug Gede Cilodong, Jumat (13/9).
Warga lainnya, Sarma (55 tahun) mengatakan, dirinya sangat senang bisa mengikuti tahlilan untuk mendoakan Habibie ini. Karena itu, penduduk Kecamatan Bungursari ini, akan senantiasa mengikuti tahlilan selama tujuh hari.
"Saya selalu Shalat Maghrib dan Isya berjamaah di Tajug Gede ini. Ketika, ada tahlilan untuk mendoakan Pak Habibie, saya sangat senang sekali," ujar dia.
Di mata Sarma, Habibie merupakan putra terbaik bangsa. Bahkan, sepak terjangnya baik sebagai teknokrat, Presiden, maupun politisi sangat luar biasa. Tidak ada noda selama perjalanan hidup Habibie ini.
Bahkan, rumah tangga Habibie dengan Ainun menjadi contoh untuk seluruh pasangan suami-isteri di Indoensia. Termasuk juga dirinya. Karena itu, jika ada pihak yang mengajaknya untuk melihat langsung kuburan Habibie, dia akan ikut.
"Saya ingin tabur bunga di makam beliau," ujarnya.
Secara terpisah, Ketua DKM Tajug Gede Cilodong, Dedi Mulyadi, mengatakan, pihaknya memfasilitasi warga untuk menggelar tahlilan bagi Habibie. Mengingat, ada ikatan emosional tersendiri antara Habibie dengan Purwakarta.
"Pak Habibie ini, sering merayakan hari ulang tahunnya dengan makan satai maranggi di Bungursari. Jadi, Presiden ke 3 ini, sudah sering berkunjung ke wilayah ini," ujar Dedi.
Sosok Habibie ini, merupakan panutan bagi seluruh elemen masyarakat. Tak hanya sebagai pribadi, suami, ayah, politisi, sampai teknokrat, Habibie adalah tokoh yang tidak punya cela. Bahkan, prestasi dan kejeniusannya juga diakui baik di tanah air maupun dunia internasional.
"Banyak gagasan Pak Habibie yang jadi inspirasi semua orang. Seperti, RS keluarganya yang di Bandung, untuk cuci darah itu jadi inspirasi. Saat jadi bupati, saya mengadopsi ide Pak Habibie itu, dengan menggratiskan cuci darah bagi warga Purwakarta," ujarnya.
Sebagai bentuk penghormatan, kedepan DKM Tajug Gede akan membangun monumen Habibie dan Ainun. Konsepnya, Habibie menaiki sepeda dengan membonceng istrinya, Ainun.