Sabtu 14 Sep 2019 12:31 WIB

Pengamat: Polemik KPAI-PB Djarum Akibat Minim Komunikasi

Broto apresiasi PB Djarum dan KPAI yang menurunkan ego demi masa depan bulu tangkis.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Endro Yuwanto
Dua peboling nasional Sharon Adelina Liman Santoso (kedua kiri) dan Putty Insavilla Armein (kedua kanan) diapit oleh peboli nasional Berlian Marsheilla (kanan) dan pengamat bulu tangkis Broto Happy W.
Foto: Jusraga
Dua peboling nasional Sharon Adelina Liman Santoso (kedua kiri) dan Putty Insavilla Armein (kedua kanan) diapit oleh peboli nasional Berlian Marsheilla (kanan) dan pengamat bulu tangkis Broto Happy W.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat olahraga Broto Happy menganggap perselisihan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan PB Djarum terjadi karena minimnya komunikasi. Menurutnya, PB Djarum dan KPAI terlambat duduk bersama mencari solusi hingga timbul kegaduhan di masyarakat.

Broto mengatakan, keinginan KPAI dan aktivis anti-tembakau menghapus brand produk rokok dalam audisi PB Djarum sudah lama mencuat. Namun PB Djarum tak meresponnya dengan baik sampai masalahnya terlanjur membesar. Ia menyayangkan KPAI dan PB Djarum yang tak mencari solusi sampai pro-kontra muncul lebih dulu.

"Yang perlu jadi hikmah ya komunikasi, ngobrol bareng, itu kan sudah ada isu sejak tahun lalu, Juli muncul lagi. Tapi lambat penanganannya, padahal gampang tinggal dipanggil, dengarin duduk bareng cari win-win solution. Jangan gaduh duluan," kata Broto kepada Republika.co.id, Jumat (13/9).

Broto juga menyesalkan sikap reaktif dari PB Djarum yang justru memperuncing masalah. Ia menyarankan PB Djarum bertindak bijaksana ke depannya agar ajang pencarian bakat atlet bulu tangkis tak berhenti begitu saja.