Ahad 15 Sep 2019 16:34 WIB

Membandingkan Dua Gempa di Halmahera Selatan

Dua gempa yang mengguncang Halmahera Selatan punya mekanisme berbeda

Petugas BMKG memantau perkembangan gempa (ilustrasi).
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Petugas BMKG memantau perkembangan gempa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dr Daryono (Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)

Pada Ahad (15/9) dini hari pukul 01.21 Waktu Indonesia Timur (WIT), gempa tektonik berkekuatan M 6,0 kembali menguncang Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Baca Juga

Gempa dengan kedalaman dangkal, 41 km, itu memiliki episenter yang terletak di laut pada koordinat 0.92 Lintang Selatan dan 128.57 Bujur Timur. Gempa ini dapat dipastikan dipicu aktivitas sesar aktif.

Titik episenter tersebut berlokasi pada jarak 123 kilometer arah timur Kota Labuha, Halmahera Selatan.

Bagi saya, gempa pada pagi dini hari tadi cukup menarik untuk dikaji. Sebab, mekanisme sumbernya berbeda daripada gempa kuat yang sebelumnya juga mengguncang Halmahera Selatan dengan magnitudo M 7,2 pada 14 Juli 2019 lalu.

Seperti kita ketahui, gempa kuat M 7,2 saat itu diikuti lebih dari 177 gempa susulan. Dampaknya, sebanyak 971 unit rumah rusak, enam orang meninggal dunia, 51 orang luka-luka, dan sebanyak 3,104 orang menjadi pengungsi.

Adapun gempa pada tadi pagi, Ahad (15/9), memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault). Sebagai perbandingan, gempa pada 14 Juli 2019 silam mekanismenya sesar mendatar.

Atas dasar itu, tampaknya gempa pada dini hari ini tidak dipicu oleh sesar Sorong-Bacan. Dugaan ini merupakan cerminan kompleksitas tektonik di wilayah Halmahera Selatan.

Sebab, lokasi episenternya relatif berdekatan. Hanya sekitar 67 km. Tampaknya, gempa M 7,2 pada 14 Juli lalu telah menimbulkan perubahan tegangan (stress) sehingga menyebabkan terjadinya gempa yang tadi pagi mengguncang kabupaten tersebut--guncangan berkekuatan M 6,0.

Gempa bumi pada pagi dini hari tadi, Ahad (15/9), dirasakan kuat di Halmahera Selatan, khususnya Kecamatan Gane Barat Utara, Gane Luar, Gane Timur Selatan dan Kukupang. Di Labuha, Maba, Kecamatan Bacan Timur Tengah, dan Weda guncangannya mencapai skala III MMI.

Saking kuatnya guncangan gempa, banyak warga setempat yang sebenarnya masih nyenyak tertidur menjadi terbangun. Mereka segera berhamburan keluar dari rumah.

Hingga tulisan ini dibuat, belum ada laporan tentang dampak kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Satu hal yang dapat disampaikan. Berdasarkan hasil pemodelan, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Hingga Ahad (15/9) lalu pukul 11.00 WIT, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya tiga aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Satu gempa susulan dirasakan dengan magnitudo M 4,1 yakni pada pukul 1.37 WIT.

photo
Dr. Daryono (Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement