REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan panjang dilalui Hussein Yee sebelum menemukan Islam. Hussein Yee yang begitu gundah perlahan mulai menemukan apa yang dicarinya seama ini.
Kisah Umar memeluk Islam telah menginspirasi dan menjadi hidayah bagi Husein Yee. Ia tercengang ketika membaca buku tentang Umar bin Khattab itu.
Buku itu dibacanya karena ia merasa sulit untuk membaca Alquran. Kisah umar membuat Yee tertarik untuk mempelajari Islam. "Kitab itu (Alquran--Red), pastilah sesuatu yang luar biasa karena mampu mengubah pandangan seseorang," ujar Yee. Saat itu, Yee sedang mencari kebenaran tentang Tuhan. Ia makin penasaran untuk mengenal Islam.
Ia mencari Alquran dan membacanya. Setelah menelaahnya berulang-ulang, dalam hatinya tumbuh sebuah keyakinan. "Inilah agama yang selama ini aku cari," ujarnya dalam hati.
Yee merasa Islam lebih rasional dan mampu menjawab pertanyaannya tentang Tuhan. Menurut dia, agama ini sangat tepat sasaran. Islam hanya mengajarkan satu Tuhan, yaitu Allah, dan bukan tiga Tuhan seperti konsep Trinitas. Saya rasa ini sangatlah sederhana, katanya.
Dalam pandangan Yee, tauhid Islam begitu mudah dan sangat sederhana. Untuk menjadi Muslim, kata dia, seseorang hanya perlu meng ucapkan dua kalimat syahadat. Ia makin ter pesona dengan ajaran yang disebarkan Nabi Muhammad SAW itu karena Islam tidak mengajarkan kekeras an, tetapi perdamaian dan saling menghormati.
Yee pun menyadari bahwa Islam bukanlah sebuah agama eksklusif yang hanya dimiliki atau dianut oleh satu kelompok tertentu. Menurut dia, Islam adalah sebuah agama yang universal. Allah SWT Tuhan umat Islam tidak hanya untuk orang Arab, tetapi juga untuk orang Cina, Negro, dan semua orang di atas bumi ini. "Islam adalah agama untuk semua umat di bumi, ujarnya.
Pada 1968, Yee memutuskan memeluk Islam. Untuk meyakinkan Muslim di sekitarnya, selama empat tahun dia hanya tinggal di masjid. Baru setelah dia diajak untuk berhaji tahun 1972, dia membutuhkan sertifikat mua laf untuk mengubah data dalam paspor.
"Saya tidak mudah karena untuk mendapatkan sertifikat saat itu harus membayar dan ada wali, karena usia saya belum 21 tahun," kata dia.
Yee kemudian membawa ibunya untuk mendapatkan sertifikat mualaf. Selain berhaji, dia pun menuntut ilmu agama Islam di Madinah selama enam tahun, kemudian di Suriah selama dua tahun. Setelah selesai menuntut ilmu, Yee bekerja di Prancis membantu pengungsi Kamboja selama satu tahun. Kemudian ia pulang ke Malaysia bergabung dengan Perkim, organisasi mualaf Malaysia.
Lalu pada 1984 Yee berdakwah di Hong Kong sebagai pengarah di pusat Islam Hong Kong selama satu tahun. Tahun 1992 dia berhenti di Perkim dan mendirikan organisasi sosialnya sendiri. Sejak saat itu dia telah membantu 5.000 orang mualaf, bukan hanya dalam negeri, melainkan juga di luar negeri.