Senin 16 Sep 2019 16:25 WIB

Kondisi Makam Imam Bukhari Sebelum Sukarno Datang

Sukarno sangat berjasa mengungkap makam Imam Bukhari.

Makam Imam Bukhari di Uzbekistan.
Foto: picasaweb.google.com
Makam Imam Bukhari di Uzbekistan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— JAKARTA— Presiden Sukarno begitu sangat legendaris bagi masyarakat Uzbekistan. Kelegendarisan Bung Karno bagi mereka ini berkaitan dengan kisah ditemukannya makam Imam Bukhari, perawi hadis paling tersohor. 

Sejarah Sukarno dengan bangsa Uzbekistan dimulai ketika paska Konferensi Asia Afrika pada 1955. Pemerintah Soviet mengundang Presiden Sukarno untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow.

Baca Juga

Saat itu, Sukarno sadar, sebagai Presiden Indonesia yang dianggap sebagai pemimpin negara-negara Non Blok harus bersikap netral terhadap Blok Timur maupun Blok Barat.

Tapi pada sisi lain, Sukarno juga menyadari bahwa Indonesia butuh dukungan Soviet untuk melegitimasi eksistensi negara-negara non-blok dan kesepakatan yang telah dicapai dalam Konferensi Asia Afrika I 1955.

Sukarno juga menyadari membutuhkan dukungan Soviet untuk menghadapi berbagai upaya negara-negara Barat yang masih terus berusaha menjajah dan menguasai kembali Indonesia.

Sementara itu, Sukarno mafhum bahwa mayoritas masyarakat Indonesia adalah beragama Islam sehingga tidak mungkin Indonesia akan ikut blok timur yang dipimpin negara komunis Uni Soviet.

Situasi itu yang oleh Sukarno disiasati dengan sangat cerdas dengan mengajukan syarat atas rencananya memenuhi undangan Pemerintah Soviet dengan meminta dicarikan/ditemukan makam Imam Bukhari seorang perawi Nabi Muhammad SAW yang amat termasyhur itu.

Kata Sukarno kepada pemimpin Uni Soviet saat itu, Nikita Krushchev, "Aku sangat ingin menziarahinya." 

Menurut Israil, muazin Masjid Imam Bukhari, menjelang kedatangan Bung Karno pada 1956, kondisi makam tidak terawat dengan baik dan berada di semak belukar hingga akhirnya pemerintah Soviet membersihkan dan memugar makam tersebut untuk menyambut kedatangan Sukarno.

Penghormatan Sukarno terhadap Imam Bukhari dilakukan dengan cara melepas sepatu dan berjalan merangkak dari pintu depan menuju makam ketika turun dari mobil yang mengantarnya.

“Presiden Sukarno merangkak menuju makam lalu memanjatkan doa dan dilanjutkan sholat serta membaca Alquran," kata Israil.

Keterangan tersebut diperkuat Muhammad Maksud, penjaga makam Imam Bukhari, bahwa atas jasa Presiden Sukarno, kompleks makam Imam Bukhari kini dipugar hingga terlihat sangat megah seperti saat ini. Sehingga, kompleks makam seluas 10 hektare ini menjadi wisata bagi umat Islam di dunia setelah makam Nabi Muhammad SAW di Madinah.

Hal tersebut terungkap dalam kunjungan Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah beserta rombongan ke Uzbekistan. Kunjungan dalam rangka memperkuat hubungan kedua negara. 

   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement