REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Kepekatan sebaran kabut asap kiriman dari provinsi lain yang melanda wilayah udara Kalimantan Utara (Kaltara) sejak empat hari lalu, kini telah berkurang dan jarak pandang pun semakin membaik menuju normal. Pejabat Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Pertama BMKG Nunukan, Taufik Rahman di Nunukan, Senin (16/9) menyatakan, hasil deteksi satelit Himawari kondisi cuaca tetap normal begitu pula dengan jarak pandang akibat sebaran kabut asap.
"Jarak pandang di Kota Tarakan saat ini telah mencapai 6 kilometer dan Kabupaten Nunukan sekira 4,5 kilometer," katanya.
Normalnya, jarak pandang akibat sebaran kabut asap kiriman ini, maka penerbangan dapat dilakukan kembali. Namun, kata Taufik, maskapai tetap selalu memperhatikan kondisi cuaca karena sewaktu-waktu kabut asap ini berubah-ubah tergantung dari arah angin.
Taufik menambahkan, jarak pandang yang semakin membaik ini disebabkan embusan angin yang berubah dari timur menuju barat. Sebelumnya, angin berembus dari arah tengara barat daya ke timur laut.
Oleh karena itu, asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dari daerah selatan berdampak luas di Kaltara. Pada Senin (16/9) pagi hari jarak pandang masih berada pada kisaran 2,5 kilometer.
Terjadi perubahan signifikan setelah angin berubah arah. Informasi yang dihimpun, telah berlangsung penerbangan dari Balikpapan-Tarakan berkat jarak pandang yang mulai membaik.