REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bupati Garut Rudy Gunawan beserta jajarannya menggelar shalat istisqa di lapangan tenis, Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, Selasa (17/9). Shalat itu dilakukan untuk meminta hujan lantaran kemarau panjang di Kabupaten Garut masih terjadi.
Rudy mengatakan, darurat kekeringan di Kabupaten Garut sudah mulai merata di 42 kecamatan. Apalagi, lahan pertanian banyak yang menjadi tak produktif karena berbulan-bulan tidak terairi.
"Kemarau ini sudah mulai darurat, banyak lahan pertanian yang sudah mulai retak-retak," kata dia, Selasa (17/9).
Ia berharap, dengan shalat istisqa, hujan akan dapat segera turun. Dengan begitu, bencana kekeringan dapat cepat teratasi.
Ia menambahkan, sebagian wilayah Garut, khususnya bagian selatan dan utara, sudah menyatakan siaga bencana kekeringan. "Hujan ini sudah sangat ditunggu-tunggu," kata dia.
Rudy menjelaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut sebenarnya telah melakukan antisipasi menghadapi bencana kekeringan. Salah satunya dengan menyediakan air bersih untuk didistribusikan ke wilayah yang terdampak. Namun, jika kondisi kekeringan tetap terjadi, ketersediaan air juga akan semakin berkurang.
Karena itu, ia berinisiatif menggelar shalat istisqa. "Semoga dengan shalat ini doa kita bisa dikabulkan," kata dia.
Menurut Rudy, shalat istisqa juga dilakukan untuk meredakan bencana asap di Sumatra dan Kalimantan. Ia berharap, hujan turun juga di Sumatra dan Kalimantan sehingga bencana asap dapat segera selesai.