Rabu 18 Sep 2019 13:40 WIB

Kelompok Kajian Musawarah dan ACT Berkolaborasi Kemanusiaan

Dude Harlino dan Dimas Seto tergabung dalam Kajian Musawarah.

Ratusan anggota Kajian Musawarah dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) berkolaborasi dalam gerakan Indonesia Dermawan.
Foto: act
Ratusan anggota Kajian Musawarah dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) berkolaborasi dalam gerakan Indonesia Dermawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan anggota Kajian Musawarah dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) berkolaborasi dalam gerakan Indonesia Dermawan. Aktor Dude Herlino mewakili Kajian Musawarah mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang penduduknya dermawan.

Hal itu berdasarkan pengalamannya ketika ia mengajak teman-temannya di Kajian Musawarah untuk ikut membantu Pulau Lombok yang sempat diguncang dua gempa besar pada 2018. Pengalaman kedermawanan tersebut dirasakan oleh anggota Kajian Musawarah ketika mereka membantu Lombok yang tengah dilanda bencana. Sejumlah selebritis dengan ikhlasnya membantu kebangkitan Lombok pascagempa pada 2018.

Baca Juga

“Jadi kalau kita bicara soal dermawan, sebenarnya Indonesia ini negara yang dermawan. Apalagi ketika bicara berkaitan dengan bencana yang terjadi rasa persaudaraan itu kuat sebenarnya di antara kita,” kata Dude.

Gerakan #IndonesiaDermawan adalah gerakan inklusif yang berusaha mengajak publik berkontribusi menyelesaikan permasalahan kemanusiaan di Indonesia dan dunia berupa advokasi dan implementasi nilai-nilai kedermawanan ke seluruh masyarakat.

Bersama Kajian Musawarah, Dude dan teman-temannya sesama selebritis kini aktif dalam aktivitas kemanusiaan, terutama bersama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Ia mengatakan, terlepas dari berbagai pemberitaan negatif tentang jagat hiburan, di sana ada juga kepedulian besar yang jarang dilihat orang.

“Perlu diketahui bahwa juga di dunia entertain, teman-teman artis ini juga punya rasa peduli yang sangat besar. Kami benar-benar menyaksikan langsung bagaimana mereka juga semangat berdonasi dan mengumpulkan bantuan-bantuan itu dengan keikhlasan mereka,” kisah Dude.

Ia berharap nantinya program Gerakan Nasional Indonesia Dermawan akan menjadi semacam ‘virus’ yang baik dan akan mewabah di masyarakat. Begitu juga yang diharapkan oleh Dimas Seto pada hari itu. Ia berharap dapat menyebarkan semangat kedermawanan lewat Kajian Musawarah.

“Sekarang kita lebih ke arah ke social impact. Memang anggota kita sebetulnya nggak begitu banyak, 300 orang yang terdaftar. Tapi mudah-mudahan dampak yang bisa dihasilkan bisa sampai 50 juta (orang). Insya Allah dari kekuatan media sosial yang kita memiliki karena kita fungsinya sebagai influencer,” kata Dimas.

Gerakan Nasional Indonesia Dermawan pun diapresiasi oleh Ustaz Fadlan Garamatan. “Allah ingin mengingatkan umat tentang dampak kemiskinan. Hari ini dengan Gerakan Nasional Indonesia Dermawan, saya taddabur dermawan itu adalah air. Program filantropi adalah pipa. Bagaimana pipa ini bisa membawa air pada orang yang berkata, 'Jangan meninggalkan kami',” kata Ustaz Fadlan.

Dia mengatakan ACT sebagai pipa, sudah tersambung untuk melihat air-air yang mengalir dari Jakarta, dari Sulawesi, dari Padang, dari seluruh Indonesia untuk melihat di sana (daerah yang sulit) ada lahan-lahan kebaikan yang dibuat. "Kita pun mengatakan kepada dunia bahwa cahaya baru sudah datang,” kata Ustaz Fadlan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement