REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dana hibah olahraga kepada KONI Pusat, Menpora Imam Nahrawi mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Joko Widodo. Penguduran diri itu diajukan agar dia bisa fokus menghadapi proses hukum.
Menpora pamit dengan seluruh pegawai di kementerian pada Kamis (19/9). Imam Nahrawi datang ke Kemenpora bertepatan dengan waktu Shalat Zuhur. Menpora langsung masuk ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah.
Setelah itu dihadapan media yang sudah menunggu di teras Masjid Kemenpora, Imam Nahrawi hanya menyampaikan bahwa saat baru menjabat jadi menteri, masjid inilah tempat pertama yang dikunjungi. Dan sekarang pun dia pamit dari masjid tersebut.
Menpora kemudian menuju gedung Wisma Pemuda untuk berpamitan dengan pegawai Kemenpora. Beberapa karyawan usai acara pamitan banyak yang matanya berkaca-kaca. Menpora memang dikenal supel dengan semua pegawai Kemenpora. Barulah usai Shalat Ashar Menpora memberikan keterangan kepada media.
"Terimakasih kepada Presiden Wakil Presiden, sekaligus permohonan maaf kepada beliau, Presiden, Wakil Presiden, PKB, PBNU, seluruh rakyat Indonesia, saya ucapkan terimakasih juga kepada Kemenpora. Semua staf dan karyawan honorer, mulai sekuriti sampai eselon satu," ujarnya.
"Hari ini Kamis (19/9), saya Imam Nahrawi mengajukan surat pengunduran diri sebagai menpora periode 2014-2019. Harapan saya agar fokus menghadapi dugaan tuduhan KPK. Sudah barang tentu ikuti proses hukum yang ada dengan sebaik mungkin. Kita mendorong prinsip praduga tak bersalah, kita tunggu alat bukti yang dibuat KPK. Tanpa membuat wacana karena saya tidak yang dituduhkan, saya ingin fokus," ujarnya.
Imam pun memohon doa dari semuanya, keluarga, guru, kiai, sahabat, dan koleganya. Dia berharap semoga bisa menghadapi proses hukum ini dengan lancar tentu dengan pertolongan Allah SWT. "Berharap seluruh sahabat tetap kerja dengan baik, lakukan yang terbaik, tunjukan prestasi demi prestasi kita pernah melakukan amanat besar negara dengan sukses menggelar Asian Games 2019 dan Asian Para Games 2019 serta event lainnya," ujarnya.
Dia pun mengimbau agar jangan berhenti berkarya, buat terobosan dan dedikasikan secara penuh untuk bangsa ini. "Untuk atlet, pelatih, pengurus dan stake holder termasuk media, tunjukan Indonesia negara besar yang jadi rujukan negara manapun di bidang olahraga," ujar Imam lagi.
Untuk para pemuda Menpora berpesan agar pemuda jangan pernah putus asa, jangan patah arang dalam keadaan apapun harus optimis tulus dan ikhlas. "Sejak sore ini saya mohon pamit dari Menpora, sudah selesai kan tugas saya, menuju tugas baru doakan agar saya kuat. Izinkan saya berjuang menghadapi kenyataan ini. Semoga teman yang punya masalah dimana saja diberikan kemudahan sehingga dapat melewati ujian yang diberikan Tuhan," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, dia juga berpesan agar pemuda terus melanjutkan perjuangan, jangan pernah berhenti demi masa depan pemuda dan olahraga Indonesia. Agenda olahraga nasional tidak boleh terhenti, PON, SEA Games dan juga Olimpiade, ada single event MotoGP 2021, kejuaraan dunia basket FIBA 2023. Karena olahraga jadi life style," ujarnya.
Untuk langkah ke depan, Imam mengatakan dia belum berpikir apapun kecuali mempersiapkan diri. Dia memohon didoakan agar semua berjalan sesuai koridor hukum yang ada. Paling penting asas praduga tak bersalah harus dijalankan. "Mengenai pengganti saya itu hak prerogatif Presiden. Apakah akan mengangkat Plt atau pengganti saya di Kemenpora," ujar dia.