Jumat 20 Sep 2019 05:53 WIB

Pekatnya Kabut Asap, Sekolah Masih Diliburkan

pemerintah daerah memutuskan memperpanjang libur sekolah.

Nabila memakai masker untuk menghalau kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Kamis (19/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Nabila memakai masker untuk menghalau kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Kamis (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kegiatan belajar dan mengajar di daerah terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhula) masih dihentikan. Akibat kabut asap masih pekat, sejumlah pemerintah daerah memutuskan memperpanjang libur sekolah.

Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat, misalnya, memperpanjang libur sekolah bagi siswa dengan jenjang pendidikan PAUD/TK hingga sekolah menengah pertama (SMP). Libur diperpanjang karena kondisi kabut asap sampai saat ini belum membaik.

"Sesuai dengan arahan wali kota Singkawang setelah memperhatikan kondisi kabut asap pada akhir-akhir ini yang belum membaik maka libur sekolah diperpanjang hingga 21 September 2019," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Singkawang HM Nadjib, Kamis (19/9).

Dia menjelaskan, siswa akan kembali masuk pada Senin (23/9). "Ketentuan lain menyesuaikan dengan surat edaran wali kota terdahulu dan surat resmi akan segera menyusul," ujarnya.

Ketentuan libur diberlakukan kepada siswa dari tingkat TK/RA (sederajat), SD/MI, dan SMP/MTs di lingkungan Pemkot Singkawang. Meski sekolah diliburkan, kepala sekolah dan dewan guru tetap menjalankan tugas sebagai aparatur sipil negara (ASN) di sekolah untuk menyelesaikan administrasi pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, dan tugas lainnya. Selanjutnya, kepala sekolah dan dewan guru meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran di lingkungan sekolah.

Pihak sekolah juga diminta menyampaikan kepada orang tua atau masyarakat untuk dapat memaksimalkan putra-putrinya belajar mandiri di rumah. \"Hal yang tak kalah penting mengurangi aktivitas di luar rumah serta memperhatikan kesehatan anak-anak dan memperbanyak konsumsi air putih dan buah-buahan,\" ujarnya.

Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, juga memperpanjang masa libur siswa sekolah tingkat SD dan SMP selama tiga hari karena kabut asap pekat masih menyelimuti kota setempat.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Sahdin Hasan mengatakan, perpanjangan libur sekolah dilakukan pemkot karena memperhatikan kondisi asap yang masih pekat disertai kualitas udara yang buruk.

"Apabila kondisi asap atau kualitas udara dalam kondisi normal maka proses belajar-mengajar kembali seperti biasa," kata Sahdin.

Namun, jika kondisi udara atau kabut asap tetap sama bahkan lebih buruk, masa belajar siswa yang dilaksanakan di rumah masing-masing akan diperpanjang.

Salah satu orang tua siswa, Dwi, yang putrinya masih duduk di kelas lima SD menyambut baik keputusan wali kota Palangkaraya yang meliburkan jenjang pendidikan tingkat sekolah dasar sederajat. Ia sangat mengkhawatirkan kondisi anaknya jika harus tetap bersekolah di tengah kepungan asap.

"Anak-anak masih susah disuruh memakai masker. Kalau libur, setidaknya di rumah kami bisa meminta agar tak keluar rumah dan mengawasi langsung kegiatan mereka," kata Dwi.

Di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dinas pendidikan setempat mengambil kebijakan untuk menggeser jam masuk sekolah menyikapi kabut asap akibat karhutla yang makin tebal akhir-akhir ini. Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Alamsyah, mengatakan, kegiatan belajar dan mengajar dimundurkan menjadi pukul 08.00 WITA atau 09.00 WITA dari biasanya pukul 07.30 WITA.

"Aktivitas sekolah disesuaikan dengan kondisi asap," kata Alamsyah, Rabu (18/9).

Untuk mengurangi dampak asap terhadap kesehatan, guru diminta mengurangi aktivitas siswa di luar ruangan seperti melakukan upacara bendera dan olahraga. Semua yang datang ke sekolah juga diwajibkan mengenakan masker.

Dalam surat edarannya, Dinas Pendidikan Banjarbaru mengingatkan sekolah lebih waspada terhadap siswa yang memiliki riwayat penyakit asma. Tindakan cepat harus dilakukan jika terjadi sesuatu pada siswa tersebut.

Apabila kondisi asap makin memburuk, pihak sekolah diminta segera berkoordinasi dengan dinas untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. "Untuk meliburkan siswa, kami masih mempertimbangkan indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang dikeluarkan dinas kesehatan," kata Alamsyah.

Salah satu sekolah di Banjarbaru, SMPN 15 Banjarbaru di Jalan Tegal Arum, Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, sangat terdampak kabut asap. Pasalnya, terdapat kebakaran lahan yang hanya berjarak tiga meter dari ruang kelas.

Siswa pun mengeluhkan kabut asap yang terjadi setiap hari. Bahkan, api kerap berkobar dari lahan yang terbakar saat jam belajar berlangsung. "Semoga kebakaran lahan ini cepat berakhir karena kami sudah tidak tahan menghirup asap. Tenggorokan sakit dan mata juga perih," ucap Dila Artika, siswi kelas IX D.

Hal senada disampaikan siswi lainnya, Razqyana Noorlita Safitri. Dia bahkan berharap sekolah bisa diliburkan saja karena proses belajar sudah sangat terganggu kabut asap.

Wakil Kepala SMPN 15 Banjarbaru Bidang Kesiswaan Said Fahmi mengakui ada beberapa siswanya yang izin tidak masuk karena sakit asma yang kambuh akibat asap.

"Kami memaklumi kondisi saat ini yang udaranya tidak sehat. Jadi, kami pastikan seluruh siswa menggunakan masker untuk mencegah gangguan kesehatan akibat menghirup asap," katanya. Dalam dua hari terakhir, siswa terpaksa dipulangkan lebih cepat karena lahan kerap terbakar pada siang hari.

"Biasanya jam 12 siang lahan di belakang sekolah terbakar lagi karena panas. Asapnya pun masuk ke ruang kelas hingga mengganggu proses belajar dan tentunya ancaman bagi kesehatan siswa," katanya.

Dia berharap kebakaran lahan yang terjadi setiap musim kemarau dapat segera berakhir dan tidak terulang lagi pada tahun-tahun mendatang.

Lahan kosong di Jalan Tegal Arum yang lokasinya berdekatan dengan Bandara Syamsudin Noor terbakar hebat sejak Jumat (13/9). Titik api masih bermunculan, bahkan mendekati rumah warga dan bangunan sekolah. n antara ed: satria kartika yudha

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement