Jumat 20 Sep 2019 09:25 WIB

Petani Cianjur Jadi Percontohan Tanam Padi Saat Kemarau

Petani melakukan percepatan tanam padi Gogo Sawah bantuan dari Kementan.

Gerakan percepatan tanam padi Gowah oleh para petani di Cianjur.
Foto: Kementan
Gerakan percepatan tanam padi Gowah oleh para petani di Cianjur.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Memasuki musim kemarau, sebagian besar daerah lahan pertanian di Cianjur mulai mengering, tidak banyak aktifitas yang dilakukan oleh petani di sana. Namun, pemandangan berbeda terlihat saat pada aktivitas kelompok tani Mekarsari di Sukabakti Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur.

Petani bersama Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, Kementerian Pertanian (Kementan) dan TNI nampak sibuk mengolah lahan sawah yang kering. Berbekal mesin pompa dan selang, petani menyedot air yang bersumber dari aliran kali disekitar daerah tersebut.

Baca Juga

Petani melakukan penyiraman lahan agar mudah dibajak menggunakan traktor dan cultivator. Setelah melakukan penyiraman, dilakukan gerakan percepatan tanam (gertam) padi Gowah (Gogo Sawah) bantuan dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan. Menanam padi gowah adalah hal baru bagi petani di desa ini, biasanya petani menanam padi menunggu hujan , sawah tergenang barulah mereka menyemai benih.

“Biasanya kami kalau musim kering gini nunggu ujan aja. Walaupun air mah ada, cuma kan pompa tidak ada dan tidak biasa juga karena nanemkan biasanya harus becek, baru tau kalo nanem padi tidak harus nunggu airnya banyak," ujar Sutarman, Ketua Kelompok Tani Mekarsari di Sukabakti Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur, Jumat (20/9) seperti dalam siaran persnya.

Biasanya Sutarman menyemai menunggu lahan basah baru mulai menyemai yang membutuhkan 25 hari untuk tanam. Dengan metode tabur benih langsung (tabela) bisa menghemat waktu, dan memotong proses tanam dan menghemat biaya produksi.

photo
Gerakan percepatan tanam padi Gowah oleh para petani di Cianjur.

Pengawalan tanam

Menanam padi di saat musim kering ini memang masih menjadi hal yang tidak biasa di kalangan petani seperti Sutarman dan anggotanya. Untuk itu Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur dan Kementan terus mengawal dan mengedukasi tentang budidaya padi Gowah ini.

“Gerakan ini sebagai bentuk kepedulian Pemerintah terhadap petani, jika tidak tanam dikhawatirkan penghasilan bapak atau ibu berkurang. Untuk air Kementan akan bantu pompa dan selang. untuk olah lahanpun kita akan turunkan traktor dan cultivator untuk mempercepat proses olah lahan,” kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Cianjur, Henny Iriani Winata.

Henny mengungkapkan dalam minggu ini Kementan akan mengalokasikan dua buah unit pompa dan 200 meter selang air untuk untuk pengairan di desa sehingga dari total dari 150 hektare sawah di desa ini bisa teraliri air. Ke depan Dinas pertanian akan mengusulkan alokasi tambahan bantuan ke Kementerian pertanian untuk bantuan traktor dan cultivator.

“Dengan percepatan ini nanti kedepan tanam bisa serentak, panen bisa serentak, jangan adalagi sejengkal tanah yang tidak tertanami, ini kan untuk peningkatan pendapatan bapak atau ibu petani semua," ungkapnya.

Henny meminta agar di desa tersebut dibentuk Unit Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) agar jika ada bantuan dari Kementan alat tersebut mudah di mobilisasi.  "Dan yang terpenting lagi, setiap kelompok tani bisa mendapatkan manfaat dari alat tersebut dan terawat," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement