Jumat 20 Sep 2019 11:05 WIB

Kabut Asap Masih Pekat di Riau, Jarak Pandang 600 Meter

Kualitas udara di Riau masih tergolong bahaya.

Seorang nelayan mencari ikan di tengah pekatnya kabut asap dampak dari karhutla yang menyelimuti kawasan sungai Siak di Pekanbaru, Riau, Kamis (19/9/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Seorang nelayan mencari ikan di tengah pekatnya kabut asap dampak dari karhutla yang menyelimuti kawasan sungai Siak di Pekanbaru, Riau, Kamis (19/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, pada Jumat pagi. Pekatnya kabut asap membuat jarak pandang hanya sekitar 600 meter.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Jumat, asap masih menyelimuti Riau dan jarak pandang memburuk.

Baca Juga

Selain di Pekanbaru yang jarak pandangnya hanya 600 meter, lokasi yang lebih parah terjadi di Kabupaten Pelalawan yang hanya 400 meter. Sedangkan, dua daerah lainnya yakni di Kota Dumai dan Rengat relatif lebih baik yakni masing-masing 1,5 kilometer dan 1 kilometer.

Satelit Terra Aqua berdasarkan pantauan BMKG pada pukul 06.00 WIB menunjukkan ada 151 titik panas yang jadi indikasi karhutla. Paling banyak ada di Jambi ada 635 titik, Sumatera Selatan (Sumsel) 469 titik, sedangkan di Riau ada 151 titik.

Dari 151 titik di Riau, paling banyak di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) ada 45 titik, Pelalawan 44 titik, Rokan Hilir (Rohil) 28 titik, Kampar 9 titik, indragiri Hulu (Inhu) 8 titik, Kuansing dan Bengkalis masing-masing 7 titik, Meranti 2 titik, dan Kota Dumai ada satu titik panas.

Dari jumlah tersebut ada 107 titik api yang terdeteksi, dan paling banyak di Pelalawan yakni 35 titik. Kualitas udara di Riau pada Jumat (20/9), sebagian besar masih dalam kategori berbahaya. Hal itu ditunjukkan dari dataPusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sumatra, badan di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Berdasarkan perhitungan alat Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), polusi jerebu karhutla dalam kategori berbahaya ada di Kabupaten Siak, Kampar, Rokan Hilir, dan Bengkalis karena hasil pengukuran menunjukkan konsentrasi polutan di atas angka 300.

Kota Dumai pencemaran udara masuk kategori tidak sehat dan Kota Pekanbaru masuk kategori sangat tidak sehat.

Kebakaran berada di sepanjang jalan koridor PT RAPP di kilometer 8, 9, dan 10, membakar kebun kelapa sawit, akasia liar dan lahan berisi semak-semak. Asap sangat pekat di lokasi tersebut dan terbawa angin ke arah Kota Pekanbaru di bagian utara Pelalawan.

Upaya pemadaman terus dilakukan oleh Satgas Karhutla Riau yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, dan dibantu perusahaan RAPP.

Gubernur Riau Syamsuar yang sempat meninjau lokasi kebakaran tersebut mengatakan, kondisi Riau saat ini sangat kering dan mudah terbakar. Upaya pemadaman yang dilakukan hingga berupa modifikasi cuaca untuk menghasilkan hujan buatan dinilainya belum banyak membuahkan hasil.

“Hujan buatan terus dilakukan, namun di dalam pelaksanaan ada daerah yang turun hujan, tapi masih banyak yang belum turun. Bisa kita lihat kalausudah (kebakaran) begini tidak mudah untuk langsung padam walau ada air, karena ini lahan gambut,” kata Syamsuar. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement