Jumat 20 Sep 2019 13:01 WIB

Kerajaan Bisnis Sukanto Tanoto

Nama Sukanto Tanoto tiba-tiba ramai diperbincangkan terkait lahan ibu kota baru.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kerajaan Bisnis Sukanto Tanoto, Si Crazy Rich Medan Penguasa Lahan Ibu Kota Baru. (FOTO: tanotofoundation.org)
Kerajaan Bisnis Sukanto Tanoto, Si Crazy Rich Medan Penguasa Lahan Ibu Kota Baru. (FOTO: tanotofoundation.org)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Masih mengenai Sukanto Tanoto. Konglomerat asal Medan ini masih hangat menjadi perbincangan publik soal kuasa lahan di calon Ibu Kota baru RI, Kalimantan Timur.

Sukanto merupakan sosok pengusaha yang memiliki kerajaan bisnis. Bahkan, hartanya tahun ini mencapai US$1,4 miliar, atau setara dengan Rp19,7 triliun, berdasarkan data dari Forbes 2019.

Sukanto Tanoto adalah pendiri dari Royal Golden Eagle (RGE), sebuah perusahaan induk yang menaungi beberapa perusahaan manufaktur berbasis sumber daya alam. RGE memiliki aset lebih dari US$20 miliar dengan total karyawan sebanyak 60.000 orang.

Baca Juga: Disebut Kuasai Lahan Ibu Kota Baru, Ini Sosok Konglomerat Sukanto Tanoto

Untuk lebih jelasnya, RGE memiliki beberapa perusahaan yang ada di bawah naungannya. Berikut rinciannya:

1. Kertas

Di bidang kertas alias pulp and paper ada Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Group yang memiliki produk unggulan bernama PaperOne. Produk ini udah dipasarkan di lebih dari 70 negara di seluruh dunia.

APRIL didirikan oleh Tanoto pada 1973 silam dan lokasi usaha mereka memang berfokus di Riau. Selain APRIL ada pula, Asia Symbol yang beroperasi di China, lebih tepatnya di Shandong dan Guangdong.

2. Kelapa sawit

Bukan hanya di bidang kertas, Tanoto juga memiliki sektor usaha di perkebunan kelapa sawit lewat perusahaannya yang bernana Asian Agri. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1979 dan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di Asia.

Wajar saja, pasalnya, lahan yang mereka kelola di Sumatera Utara, Riau, dan Jambi mencapai 100 ribu hektare.

Selain itu, mereka juga punya 25 ribu pegawai buat mengelola perkebunan sawitnya. RGE juga menaungi sebuah perusahaan bernama Apical Group. Perusahaan ini adalah salah satu eksportir minyak sawit terbesar di Indonesia.

Apical Group memiliki 10 fasilitas pengolahan sawit yang tersebar di seluruh dunia, lima kilang, dan tiga tempat produksi biodiesel.

3. Selulosa khusus

Pernah dengar industri selulosa khusus? Selulosa itu bisa menjadi bahan yang sangat bermanfaat untuk membuat LCD, hingga tambahan bahan dasar pasta gigi.

RGE ternyata mengelola Bracell, sebuah perusahaan yang beroperasi pertama kali di Brasil, dan bergerak di bidang industri kertas dan selulosa khusus. Perusahaan ini mengelola kurang lebih 234 ribu hektare lahan yang dimiliki oleh perusahaan, dan sekitar 83 ribu hektare lahan di area konservasi.

Perusahaan ini juga melantai di Bursa Efek Hongkong pada 2010 silam dan memiliki kantor pemasaran di  Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Gerindra: Bukan HTI Pelakunya

4. Serat Viscose

Perusahaan Tanoto ternyata memiliki anak usaha yang berbasis di Fujian, yaitu Sateri Viscose. Produk mereka adalah serat viscose. Apa itu serat viscose atau viscose-rayon ini?

Viscose-rayon merupakan serat alami dan berkualitas tinggi, yang bahan dasarnya ternyata berasal dari serat kayu dan ditanam di perkebunan. Serat viscose terdapat pada bahan tekstil serta produk-produk perawatan diri yang ramah untuk kulit.

Sateri sendiri adalah produsen serat viscose terbesar di dunia lho. Kalau Sateri itu perusahaan di luar negeri. Nah, di dalam negeri ada juga Asia Pasific Rayon (APR), perusahaan ini didirikan tahun 1973 dan beroperasi di Pangkalan Kerinci.

Baca Juga: Bos Wika Gedung Lirik Proyek APBN di Ibu Kota Baru

5. Energi

Kalau yang di atas berkaitan dengan perkebunan dan yang terakhir ini bergerak di bidang energi. Tapi sama aja sih intinya sama-sama memanfaatkan sumber daya alam.

RGE menaungi Pasific Oil & Gas yang aktif dalam kegiatan eksplorasi pengembangan, serta produksi minyak dan gas di Pulau Sumatera, Indonesia, dan wilayah-wilayah sekitarnya. Sementara itu di sektor hilir, mereka mengembangkan terminal penerima LNG dan pembangkit listrik Combined Cycle Gas Turbine (CCGT) besar di China.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement